ACEH TIMUR – Tetesan air mata Nurfazillah (32) nyaris tak terbendung saat politisi muda Partai Aceh yang kenal vokal di DPRA datang menjenguk dirinya di Desa Bagok Panah 3 Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur. Iskandar datang bersama rombongan disambut oleh keluarga dan perangkat desa setempat, Kamis (05/12/2019) siang.
Nurfazillah, wanita berparas cantik ini bekerja sebagai penumbuk kerupuk melinjo dengan upah seadanya. Uang itu lah modal dia menghidupi si buah hatinya yang saat ini sekolah SD. Ia adalah sosok wanita yang tidak pernah putus asa. Meski dirinya sejak tahun 2011 mengalami cacat lumpuh usai melahirkan anak kedua.
Sehari-sehari Nurfazillah berbaring di atas ranjang tua dengan kepala merongok ke tumpukan bara api untuk memanasi buah melinjo yang kemudian dia ambil satu persatu untuk ditumbuk dengan palu. Kepala tangannya yang lembut terlihat lihat saat menubuk melinjo. Sesekali ia menoleh ke atas seolah mengantung seribu harapan.
Siang itu harapan ia seperti kesampaian. Mengapa tidak, seorang anggota DPR level provinsi datang menjenguk langsung sembari mambawa bantuan berupa uang. Air mata Nurfazillah tak tertahankan melihat kebaikan hati sang politisi muda tersebut.
Kepada Iskandar Usman Al Farlaky, wanita paruh baya itu mencurahkan keluh kesahnya, dan Ia menyampaikan asanya untuk memiliki sebuah rumah, agar dirinya bisa hidup layak dengan anaknya lelakinya Muhammad Zikri. Selain itu Nurfazillah juga mengharapkan bantuan agar dirinya bisa berobat dari sakit yang telah lama mendera dirinya.
Kendati pun telah beberapa rumah sakit, Nurfazillah bersama keluarganya mencari kesembuhan, namun selalu gagal dengan keterbatasan dana. “Saya pernah berobat ke Rumah Sakit Adam Malik Medan dan RSZA Banda Aceh, akan tetapi saya tidak dapat bertahan lama, karena kami tidak punya biaya untuk makan keluarga di sana,” ujarnya dengan nada sedih.
Raut wajah Nurfazillah memancarakan harapan Ia bisa beraktifitas kembali, layakanya orang sehat lainnya, hingga ia dapat membesarkan Muhammad Rizki, sang sibuah hati yang kini masih duduk di bangku kelas 3 SD.
“Saya berharap semoga sembuh dari penyakit ini dan hidup sebagaimana orang lainnya, sehingga dapat membesarkan anak saya,” ucapnya seraya mengusap kepala Muhammad Rizki yang persis berdiri disampingnya.
Akankah kisah sedih yang dialami oleh Nurfazillah dapat segera berakhir. Salah satu solusi tepat, Nurfazillah harus mendapatkan terapy medis yang intensif dan perlu pengecekan lebih lanjut oleh ahli medis saraf, sehingga dapat dapat dipastikan apa penyakit yang telah membawa Nurfazillah lumpah hingga 11 tahun sudah. Pastinya berkat bantuan kita semua harapan Nurfazillah tercapai hendaknya. Setiap penyakit pasti ada obatnya. (*).