[dropcap]A[/dropcap]lkisah dahulu kala disebuah Negeri terdengar kabar akan dilanda banjir besar. Semua isi negeri mulai panik mencari solusi agar bisa bertahan hidup dalam masa panik itu. Semua makhluk di negeri itu mulai menggelar rapat daurat.
Disuatu sudut negeri terlihat kawasan semut juga sedang menggelar rapat darurat, mereka kelompok satwa terekecil mengambil beberapa poin kebijakan dalam menghadapi banjir besar kali ini.
Poin pertama, seluruh masyarakat semut harus membangun rumah di atas pohon besar. Poin kedua sebelum banjir tiba, semua koloni semut harus bekerja keras mencari stok makanan untuk disimpan di sarang mereka.
Tak lama kemudian banjir pun datang melanda negeri itu. Tidak disangka banjir melanda negeri itu tahun ini lebih parah dan dalam waktu yang sangat lama, alias tidak kunjung surut.
Tak anyal makanan yang tersimpan di sarang mereka pelan-pelan habis, banjir pun tak kunjung surut. Mengingat kondisi yang semakin sulit. Raja semut semakin gelisah, Ia bermimpi banjir akan surut lebih kurang dua tahun lagi.
Raja tak tinggal diam, lalu sang Raja Semut bertitah, memanggil semua rakyat untuk menghadiri Rapat Paripurna istimewa, pembahasannya tetang persedian makan yang semakin menipis.
Keputusan rapat sang raja dengan mutlak menyerukan rakyatnya dari kanak-kanak hingga dewasa diwajibkan mengikat perut mereka, agar tidak banyak makan.
Kata Raja, aturan ini akan menghemat stock makanan, agar tercukupi untuk masa dua tahun menunggu surutnya banjir yang melanda negeri mereka. (Ilyas Ismail)