BANDA ACEH | FN- Upaya mengedukuasi anak-anak kalangan pelajar terhadap kemasyuran Islam di Tanah Serambi Mekkah ini. Yayasan Cahaya Aceh mengambil moment libur sekolah dengan kegiatan ziarah ke makam para shuhada dan Ulama Aceh.
“Alhamdulillah hari ini kita bersama anak-anak menggelar ziarah ke Makam Ulama dan mufti kerajaan Naggroe Aceh Darussalam pada abad ke 16-17 masehi, yaitu Syekh Abdurrauf As Singkily atau sangat dikenal dengan sebutan Syiah Kuala,” kata Ketua Pembina Yayasan Cahaya Aceh, Azwir Nazar dalam pers relis yang diterima Freelinenews, (31/12) malam.
Lanjut Azwir, tujuan kegiatan anak-anak ziarah ke makam para syuhada, aulia atau ke makam ulama-ulama syufi adalah untuk mengajarkan generasi bangsa agar tidak melupakan sejarah besar yang pernah terukir di bumi Aceh bertuah ini.
BACA JUGA : UAS: Berdoa Bisa Dengan Bahasa Apa Saja
“Minimal ada tiga hal penting yang harus kita perhatikan dan ajarkan pada anak anak melalui ziarah. Yang pertama, berziarah pada prinsipnya untuk mengharap ridha Allah semata. Kedua, ziarah itu untuk memetik pelajaran, tentang perjalaan dan perjuangan kehidupan orang- orang shalih dan para guru kita itu, untuk dapat kita jadikan semangat bekarya anak-anak untuk Agama ini, seperti yang pernah dilakukan para syuhada, aulia dan indatu kita dulu,” papar Azwir.
Tambah Azwir, hikmah yang ketiga adalah untuk melembutkan hati, mengingat kematian, dan kita dapat mengambil pelajaran rendah hati dan membumi, meski kita telah nantinya menjadi sorang yang berkarir. “Kegiatan ini dapat memetik banyak manfaat untuk anak-anak kita, melalui kegiatan ini mereka juga akan mengetahui sejarah Tgk Syiah Kuala yang bukan saja ahli hukum terkemuka dan ulama di Aceh, tetapi beliau adalah seorang ulama mufti yang dikenal mancanegara,” sebut Azwir, mantan Presiden PPI Turky.
Sebut Azwir, dirinya baru saja tiga hari pulang dari mesir dalam rangka melakukan ziarah kebeberapa makam shuhada di negeri paramida itu. Dalam perjalanan ziarahnya di sana. “Sangat menginspirasi dan penuh edukasi, ketika saya berziarah kemakam syuhada di sana. Maka penting bagi kita di Aceh yang pernah menjadi pusat peradaban Islam no 5 di dunia untuk menggali kembali nilai nilai sejarah tersebut melalui ziarah ke Makam para wali yang ada negeri kita ini,” demikian Azwir.
Sekilas Tentang Syekh Abdurrauf As Singkily.
Syekh Abdurrauf bin Ali al-Fansuri as-Singkili adalah ulama besar Aceh berkaliber internasional. Beliau lahir di Singkil pada tahun 1615. Pernah berguru selama 19 tahun di Mesir, Mekkah, dan Madinah. Beliau adalah kemenakan kandung ulama sufi terkenal Hamzah Fansury. Sekembali dari Arab beliau menjabat Mufty Agung dan Kadhi Malikul Adil pada masa Pemerintahan Sultanah Tajul Alam Sri Ratu Safiatuddin hingga Sultanah Sri Ratu Keumalat Syiah. (*)