[dropcap]M[/dropcap]otif Bungoeng Geulima (Bunga Delima) adalah salah satu motif yang terdapat pada pinggiran Al-Quran Kuno tulis tangan peninggalan Raja Husen dari kerajaan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur. Motif tersebut menjadi motif yang dapat digunakan untuk berbagai macam pakaian ataupun atribut kedaerahan.
Motif Bungoeng Geulima tersebut dicipta ulang dan di patenkan oleh Ratna Dewi, A.Md, (Kerajinan Ratna) warga Gampong Seunubok Pidie, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, dengan melibatkan unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Timur, Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Timur dan Dinas Perdagangan, UKM dan Koperasi Kabupaten Aceh Timur.
Pohon Geulima (Delima) salah satu pohon sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, pasalnya pohon delima merupakan pohon yang kerap digunakan masyarakat di tanah Serambi Mekkah ini, sebagai tanaman obat keluarga, mulai dari buah dapat dikosumsi sebagai pemenuhan gizi keluarga, hingga daunya yang dapat dimanfaatkan untuk obat herbal.
Ketika penulis mengunjungi ke tempat Kerajinan Ratna, pada Sabtu (9/7/2022) pagi, di Desa Seunubok Pidie, Kecamatan Peureulak. Ratna Dewi mengisahkan, bahwa sejak tahun 2019 dirinya telah menekuni membuat bordir dengan motif Bungoeng Geulima untuk membuat produk lukisan bordiran, batik, manik-manik, dan sulaman bordir.
Sejak itu pula wanita yang sering disapa Kak Ratna melalui sanggar kerajinan Ratna yang dibuka di samping rumahnya dengan jumlah pekerja mencapai 20 orang wanita remaja mencoba bekerjasama dengan unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur, MAA Aceh Timur dan Disperindagkop Aceh Timur untuk mematenkan motif Bungoeng Geulima.
“Alhamdulillah, kerja keras kami, pada pada Maret 2022, Kj Ratna telah mendapatkan paten produk motif Bungoeng Geulima sebagai produk motif asli Kj Ratna Kabupaten Aceh Timur dengan nomor pencatatan Kemenkumham : EBT11202100400. Lihat Sertifikat Pencatatan di bawah ini :
Kerajinan Ratna Taylor merupakan salah satu kerajinan yang dibangun oleh Ratna Dewi A.Md, beliau adalah perempuan Aceh Timur yang kretaif dan inovasi dalam membuka peluang kerja dan usaha tingkat keluarga kepada generasi Aceh Timur di sector kerajinan dan menjahit. Ibu anak satu ini juga memproduksi pakaian wanita dan pria dengan merek dagang Ratna yang telah terdaftar di Kemenkumham. Lihat Sertifikat merek dibawah ini:
Ratna Dewi bukanlah perempuan yang hanya bisa meminta segala kebutuhan rumah tangga dari suaminya, tapi naluri kreatif dan inovasi tenyata telah tertanam pada wanita paruh baya ini sejak Ia meranjak remaja.
“Ibu saya dulu adalah seorang wanita kreatif dibidang menjahit pakaian wanita. Saya diwaktu senggang, pulang sekolah saya sering belajar menjahit dan belajar anyaman pandan kepada ibu saya, seperti membuat Tika Duek dan tikar, bermotif bunga,” cerita Ratna.
Kendati pun Ratna pernah bekerja sebagai karyawan salah satu Bank di Kota Langsa usai tamat kuliah, namun Ia tak betah dengan pekerjaaan tersebut. Akhirnya pekerjaan sebagai karawan Bank berhenti dan melajutkan membuka kerajianan bordir dan anyaman pandan yang memang hobbi yang telah tertanam pada dirinya.
“Awalnya, saat saya mulai membuka kerajinan bordir, menjahit, dan anyaman pandan pada tahun 2012 saya mempunyai satu unit mesin jahit Manual merek singer dan satu mesin bordir bantuan. Berbekal peralatan seadanya itu, saya mencoba membuka kursus menjahit dan membordir kepada remaja-remaja putri di kampung saya sendiri,” kisah Ratna.
Berkat kegigihannya dan tekatnya membangun generasi yang kretaif, Kak Ratna mampu menciptakan remaja-remaja Gampong Seunubok Pidie, menjadi remaja yang kreatif membordir dan menjahit pakaianan, dan usaha Taylornya semakin maju.
“Alhamdulillah, kebanyakan perempuan di Gampong Seunubok Pidie Peureulak, hampir semuanya bisa menjahit pakaian, baik pakaian sendiri ataupun membuka jasa menjahit kepada orang dari luar,” paparnya.
Berkat dukungan dari sang suami tercinta, hingga hari ini Ratna Dewi, telah mempunyai sedikitnya 70 unit mesin jahit manual dan 20 unit mesin jahit dan mesin bordir modern dengan jumlah pekerja mencapai 20 orang, serta memepunyai puluhan siswi remaja dari kalangan kurang mampu dan yatim piatu yang belajar menjahit di Kerajinan Ratna.
Kak Ratna juga kerap bekerjasama dengan Pemerintah baik Kabupaten ataupun Pemerintah Aceh dalam rangka mengelar pelatihan kerja bidang menjahit. Bahkan Kj Ratna juga membuka tempat Uji Kompetensi Tata Busana (TUK-TB) dengan LKP Ratna Tailor yang ada di halaman rumahnya.
Ratna Taylor Seunubok Pidie, Kecamatan Peureulak, juga kerap menerima pesanan baju adat bermotif Bungoeng Geulima, dan motif lainnya, baju – baju muslim wanita dan baju pria. Bahkan katanya, istri-istri penjabat seperti istri Pj Bupati Aceh Timur sekarang, karap berkunjung ke tempatnya untuk menempah baju.
Salin itu, perempuan dengan sikap ramah tersebut, kreatif memadukan anyaman pandan dengan bordir Bungong Geulima pada motif tika duek, tas, dan aksesoris lainnya. Ia juga kerap memerkan hasil karyanya di sejumlah event, pameran atau Exspo di Aceh atau diluar daerah.
Baru-baru ini, Kj Ratna juga ikut pada event ulang tahun Bank BSI di Kota Langsa. “Alhamdulillah produk anyaman pandan kita mendapat sambutan terbaik dan terpilih sebagai produk untuk ikut event ke Negara Belanda,” ujar Ratna.
Kendatipun, usaha kerajinannya sempat goyang di tengah pandemic Covid-19, namun Kj Ratna tetap bersemnagat untuk melahirkan produk-produk pakaian, anyaman, sulam dan berbagai produk lainnya bermotif Bungoeng Geulima sebagai pelestarian budaya, dan berkhazanah keacehan. Serta Ia tetap komit membuka lanpangan kerja kepada generasi Aceh Timur agar mampu membuka lapangan kerja secara mandiri dibidang bordir dan kerajinan busana.
Bila Anda dan putri Anda ingin belajar menjahit dan Bordir, silahkan datang ke Kj Ratna Tailor di Gampong Seunubok Pidie, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Kak Ratna akan melayani genarasi Aceh Timur dengan ramah dan siap membibing hingga mahir, serta dapat sertifikat. []