Aceh Timur – Terkait rencana pemindahan ibu kota Negara Republik Indonesia yang baru menuai tanggapan dan protes dari berbagai kalangan di NKRI ini. Bahkan Ketua Ketua Kamar Dagang (Kadin) Kabupaten Aceh Timur, Aidul Azhar,S.Kom.I juga ikut menyampaikan komentar terhadap isu yang sedang viral tersebut.
“Kami di Aceh Timur tidak butuh pemindahan ibu kota baro (baru), yang kami butuh dara baro (Pengantin Baru),” kata Aidul Adhar kepada freelinenews.com, Kamis (29/8) siang.
Katanya, pesoalan ibu kota baru itu adalah sifat sekedar melarikan diri dari persoalan yang tidak dapat di atasi. “Harapan kami Pemerintah jangan memikirkan hal yan aneh-aneh seperti pemindahan ibu kota NKRI dari Jakarta ke daearah lain, yang terpenting saat ini, Pemerintah harus memikirkan bagaimana terbukanya lapangan kerja masyarakat agar pemuda yang masih melajang dapat segera menikah,” ujar Aidul Adhar.
Di era melenial ini, Pemerintah sudah selayaknya memikirkan, bagaimana dapat menekan angka pengangguran yang terus meningkat. “Khusunya di daerah kami Provinsi Aceh, dan Kabupaten Aceh Timur, banyak pemuda yang telah menyelesaikan jenjang kuliahnya, akan tetapi mereka sulit mendapatkan lapangan pekerjaan,” kata Politisi Partai Gerindra tersebut.
Anggota DPRK Aceh Timur itu, manambahkan, di tengah harga emas yang semakin meningkat, lapangan kerja juga sangat sulit didapatkan, maka hal ini sangat berpengaruh terhadap gagalnya seorang pemuda untuk mendapatkan dara baro (calon pengantin baru).
“Untuk itu, kita menyarankan kepada Pemerintah Indonesia untuk melupakan wacana pemindahan ibu kota negara, dan dapat memikirkan lapangan kerja seluas-luasnya agar generasi kita punya modal, dan rumah tangga dapat hidup bahagia dan sejahtera,,” pungkas Aidul Adahar. (*)