Mahdi Ismail, pelatih olahraga panjat tebing level II Nasional, selain aktif sebagai pelatih atlit Federasi Panjat Tebing (FPTI) Cabang Kabupaten Aceh Timur, tenyata pasca Pekan Olahraga Aceh (PORA) 2018, pria kelahiran Ranto Peureulak 1975 itu juga sibuk mengurusi usaha buidaya Linot (Kelulut) yang diberi nama JAMBO LINOT.
Berkat kegigihan dan ketekunannya melakukan budidaya kelulut, dalam waktu enam bulan, sang sarjana kehutanan itu telah mempunyai 50 unit sarang kelulut di perkarangan rumahnya di Desa Pasie Puteh, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Kepada penulis, Mahdi mengisahkan ketertarikannya mengeluti budidaya kelulut, telah tersirat dalam dihatinya sejak tahun 2017, namun karena kesibukannya mengemban tanggungjawab melatih atlet panjat tebing persiapan PORA ke XIII membuat hasratnya itu tertunda hingga satu tahun.
“Pasca PORA ke XIII selesai, kegiatan saya sebagai pelatih mulai berkurang, pada Desember 2018, saya mulai gerak melangkah menulusuri rimba Aceh Timur mencari sarang kelulut untuk dibudidayakan. Alhamdulillah berkat keinginan yang kuat dan semangat positif thingking, berbekal ilmu dari tontonan Youtube, saya mencoba mengambil pohon-pohon berlubang yang bersarang kelulut di belantara Aceh Timur,” kisah alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Jurusan Konservasi Sumber Daya Alam tersebut.