Freelinenews.com | Aceh Timur – Pesisir merupakan daerah yang bersentuhan langsung dengan pantai dan laut. Aceh Timur adalah kabupaten yang memiliki garis pantai terpanjang di pantai timur Aceh. Lebih kurang 90 km garis pantai di Kabupaten Aceh Timur, mempunyai banyak potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai lapangan kerja masyarakat yang bermukim di pesisir daerah itu.
Seperti yang digeluti, Muhammad Aji (37) warga Desa Teupin Pukat, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur. Setiap pasang besar tiba, M. Aji mampu membuka lapangan kerja penangkapan benih kerapu dan benih ikan tengar bagi ibu nelayan dan janda miskin di pesisir Bagok, Aceh Timur. Dalam masa sepekan, selama pasang besar. Ibu-ibu nelayan daerah itu berhasil memperoleh jutaan rupiah dari hasil tangkapan mereka.
Benih ikan karapu dan ikan tengar hasil tangkapan nelayan daerah itu dibelinya dengan kisaran harga Rp300-Rp400/benih. Kemudian bibit kerapu yang telah dibelinya itu, lalu Ia budiadayakan dalam keramba.
Aji adalah seorang penampung benih ikan kerapu dan tengar yang ulet dan telaten dalam merawat benih ikan dikeramba miliknya itu. Dengan berbekal sedikit pengetahuan semua benih ikan kerapu dan ikan tengar yang telah ditampungnya, lalu, Ia membesarkannya, sebelum Ia jual kepada petani tambak dari seantoro Aceh.
Upaya Merawat ikan kerapu dalam keramba pembesaran, M. Aji harus memberikan pakan yang cukup. Ia, setiap paginya, harus ektra cepat, dengan menggunakan sebuah tangguk mencari udang sabu, rebon (bareng –Aceh) di seputaran tambak warga, sabagai pakan benih ikan kerapu dan tengar yang telah dilepaskan dalam sebuah tudung saji di keramba miliknya itu.
“Untuk 10 ribu bibit ikan kerapu dan tengar, setiap paginya saya harus menangguk udang sabu atau rebon, sebanyak 2-3 ons. Ini sudah menjadi rutinitas saya,” kata M. Aji kepada freelinenews.com, ketika melihat langsung usaha pembesaran benih karapu miliknya, di kawasan tambak Desa Teupin Pukat, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (09/11/2019) pagi.
Kata M. Aji, setelah satu bulan masa pembesaran dalam keramba, kemudian Ia menjual bibit kerapu dan tengar yang sudah berukuran 2-3 inci itu kepada para petani tambak dari beberapa daerah dalam Provinsi Aceh. “Baru-baru ini, seorang petani tambak dari Lhokseumawe, memborong puluhan ribu benih ikan kerapu dan tengar dengan harga Rp1400- Rp1600/benih,” sebut M. Aji.
Ia mengaku, usaha pengumpulan benih kerapu telah dilakukannya sejak dua tahun terakhir. Namun, ketika pasang besar tiba, (Sebulan sekali), Ia terpaksa menjual perhiasan orang rumah untuk modal membeli benih ikan hasil tangkapan nelayan.
“Maklum karena modal saya tanggung, agak sedikit kerepotan dalam mencari modal. Karena hasil tangkapan tidak tentu, terkadang banyak, kadang sedikit, jadi tidak bisa kita prediksi pengadaan modal yang cukup,” papar M. Aji.
Akuinya, selama ini, Ia selalu mengalami kendala modal untuk membiayai usahanya itu. Terkadang M. Aji harus berutang pembayaran bibit ikan yang dibelinya kepada nelayan. Meskipun demikian, Aji tetap bersemangat untuk mengeluti usahanya itu.
“Karena, selain saya dapat memperoleh untung dari usaha ini, saya juga dapat menolong ibu-ibu nelayan dalam menghidupi keluarganya, terutama ibu-ibu janda miskin penangkap benih kerapu di pinggir pantai,” ketus Muhammad Aji, ayah dua anak itu.
Dari pantauan freelinenews.com, usaha yang digeluti M. Aji sangat perlu mendapat suport dari Dinas Perikanan Aceh Timur. Pasalnya usaha yang digeluti M. Aji telah memberi kesan positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan daerah pesisir Aceh Timur. (*)