FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Sri Irma Susanti, S.Pd, seorang guru SDN Alue Punti, pedalaman Kecamatan Ranto Selamat, Kabupaten Aceh Timur, baru-baru ini berhasil meraih prediket sebagai guru berperstasi dan berdedikasi tingkat Nasional di Jakarta 13- 18 Agustus 2019.
Berikut ini mari kita simak ringkasan latar belakang dan pengalaman Sri Irma Susanti, yang berhasil diwawancarai freelinenews.com, di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur, Kamis (22/8) pagi.
Sang Srikandi tanpa tanda jasa ini, karirnya sebagai tenaga pengajar di daerah pedalaman Aceh Timur dimulainya sejak Ia mendapat pengangkatan sebagai guru PNS pada tahun 2010. Alumni Fakultas FKIP IPS Universitas Samudera Langsa itu, Ia menjabat sebagai guru kelas di SDN 5 Julok Rayeuk Utara, pedalaman Kecamatan Indra Makmur, Aceh Timur.
Selanjutnya, putri kelahiran Kota Langsa 18 Maret 1979 itu, melanjutkan karirnya sebagai guru di daerah pedalaman setelah dirinya pindah ke SDN Alue Punti, Kecamatan Ranto Selamat, Aceh Timur. Jarak tempuh menuju tempat dirinya mengabdi untuk kecerdasan masyarakat bukanlah penghalang baginya untuk berkarya kepada nusa dan bangsa ini.
Pahit getir menjadi seorang guru di daerah pedalaman telah dirasakannya selama sepuluh tahun. Meski kondisi sarana dan prasarana transportasi dan sekolah tempat dirinya mengajar yang kurang memadai, bukanlah suatu penghalang baginya untuk bekarya dalam dunia pendidikan demi secercah sinar pelita yang dapat disalurkan kepada anak bangsa ini.
“Memberikan pemahaman pentingnya pendidikan bagi masyarakat pedalaman adalah salah satu visi dan misi saya sebagai guru daerah terpencil. Sehingga, untuk mewujudkan hal tersebut, saya memulai dengan konsep meaningful visit atau kunjungan bermakna kepada masyarakat yang anaknya putus sekolah di daerah pedalaman,” ujar ibu guru berprestasi itu.
Kisahnya, seperti di kawasan tempat dirinya mengajar saat ini, yaitu di Desa Alue Punti, pedalaman Kecamatan Ranto Selamat, Aceh Timur, mayoritas penduduk di sana adalah masyarakat Aceh Gayo, dengan angka anak putus sekolah yang tinggi, dengan berbagai alasan kehidupan sosial masyarakat daerah itu.
“Nah untuk menekan angka anak putus sekolah tidak berkelanjutan, maka saya terus beradaptasi dengan masyarakat setempat dengan mengikuti kegiatan masyarakat dan mengedepankan kunjungan ke rumah-rumah untuk melihat langsung permasalahan yang dihadapi orang tua siswa. Pada kesempatan tersebut, saya dapat memberikan pengertian akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Sehingga orang tua dengan suka rela dan mensuport anak mereka untuk kembali bersekolah,” papar Sri Irma Susanti.
Lanjut Ibu Irma, tanpa sentuhan tangan para guru, tentunya mereka anak-anak daerah terpencil kurang mengerti akan pentingnya pendidikan. Sehingga sekolah itu hanya untuk mendapatkan ijazah semata. “Akibatnya, banyak siswa di sekolah saya sendiri sering tidak hadir kesekolah dalam jangka waktu yang lama dengan alasan membantu orang tua keladang dan menjaga adik di rumah, ketika orang tua mereka pergi keladang,” kisahnya.
Usaha dan konsep yang dilakukannya itu, tidak menjadi sia-sia, setidaknya dalam tahun ini masyarakat di daerah pedalaman itu, mulai menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Hal yang menggembirakan dunia pendidikan Aceh Timur, ketika konsep meaningful yang dilkukan oleh Sri Irma Susanti, S. Pd, telah membawa dirinya terpilih sebagai juara pertama guru berprerstasi dan berdedikasi tingkat Nasional yang di ikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia, di Jakarta 13-18 Agustus 2019.
[artikel number=3 tag=”https://freelinenews.com/1-pelajar-sma-asal-pante-bidari-hilang-di-lokasi-air-terjun-lokop/”]
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur, Saiful Basri, S. Pd, MAP, saat menjamu Sri Irma Susanti diruang kerjanya mengucapkan tahniah atas prestasi yang telah diraih sang guru SDN Alue Punti tersebut.
“Apa yang dilakukan guru Sri Irma Susanti ini adalah sebuah inovasi untuk mengurangi angka anak putus sekolah di daerah pedalaman, dan ini patut dicontohi oleh guru-guru lainnya yang bertugas di daerah pedalaman Aceh Timur khususnya dan Aceh pada umumnya,” ujar Saiful Basri.
Tambahnya, kondisi sarana dan prasara yang kurang memadai, bukanlah suatu alasan untuk menunjukkan komitmen seorang guru untuk berprestasi. “Nyatanya hari ini, Sri Irma Susanti, ditengah keterbatasan dan sekolah yang terletak di daerah terpencil, akan tetapi, Ia mampu membawa nama baik Kabupaten Aceh Timur di kancah Nasional,” pungkas Plt Kadis Pendidikan Aceh Timur. (*)