FREELINENEWS.com | Aceh Timur – Banjir dalam wilayah Aceh Timur mulai surut, namun sejumlah desa di daerah pedalaman masih terisolir. Sementara sebagian pengungsi yang sebelumnya di tempat-tempat penggungsian telah kembali kerumah mereka.
Seperti dilaporkan Camat Peureulak Nasri, kepada freelinenews.com, Senin (07/12/2020) pagi. Beberapa desa di pedalaman Peureulak, kata Nasri masih terisolir, seperti Desa Bandroeng, Desa Paya Meuligoa, Cek Mbon, Blang Simpo, dan sebagian Desa Blang Batee.
“Kondisi air mulai surut, namun sebagian desa pedalaman masih terendam, dan akses jalan putus sehingga akses masyarakat ke pusat ibu kota kecamatan masih terkendala. Untuk kawasan Kota Peureulak, seperti di Desa Lhok Dalam, hari ini sudah mulai normal kembali, para pengungsi telah kembali kerumah mereka, aktifitas pasar Peureulak sudah banyak yang buka,” kata Camat Peureulak.
Sementara di Pedalaman Kecamatan Ranto Peureulak, jalan lintas Ranto Peureulak –Peunaron masih terendam di kawasan jembatan Berandang, ketinggian air di atas badan jembatan mencapai 60 cm. “Titik pengungsian masih terjadi di SDN HTI Dusun Tanjung Tani, Desa Seumanah Jaya, lebih kurang 50 KK, karena air masih tinggi di daerah tersebut, mereka masih bertahan di pengungsian,” kata Camat Ranto Peureulak, Drs. Faisal MAP.
Katanya, sebagian masyarakat yang rumahnya rusak parah akibat banjir, mereka masih mengungsi di rumah-rumah tetangga. “Hampir 80 persen rumah warga di desa-desa terdampak banjir kondisinya rusak,” sebut Faisal.
Tambah Faisal, untuk bantuan masa panik dan bantuan untuk posko pengungsian pihaknya bersama Muspika telah menyalurkannya. “Bahkan sampai saat ini Posko Banjir di Kantor Camat aktif 24 jam guna untuk penanganan bencana banjir,” papar Faisal.
Sedangkan di pedalaman Pante Bidari, sebagaimana dilaporkan Camat setempat, M. Nasir, air sudah mulai surat, seperti di desa Seunubok Tuha, air telah menyusut lebih kurang 10 cm. “Sejumlah desa di daerah pedalaman masih terisolir, seperti desa Pante Rambong, Desa Blang Seunong, Desa Alue Mirah Desa Pente Labu dan Desa Sijudo,” sebut M. Nasir.
Jalan lintas menuju Desa Sijudo atau menuju lokasi Blok Migas Triangle Pasee, kondisinya putus akibat longsor. “Akibatnya masyarakat dari Desa Sijudo masih terisolir. Ketinggian air di daerah pedalaman masih 60-70 cm. Untuk bantuan logistik ke posko pengungsian, pihak kita bersama Muspika telah kita salurkan,” kata M. Nasir, seraya mengatakan pihaknya juga tetap siaga di Posko 24 jam.
Camat Pante Bidari, mengingatkan meski air mulai surat, Ia menghimbau warga untuk tetap waspada, terutama bagi warga yang bermukim di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Arakundo, untuk hati-hati dan waspada, karena curah hujan masih tinggi. (*)