FREELINENEWS.COM | BIREUEN – 118 ribu kepala keluarga (KK) dan 16 ribu lebih rumah masyarakat berada di 17 kecamatan dalam Kabupaten Bireuen rusak, terdampak banjir bandang atau hydro metereologi yang terjadi, Selasa-Rabu, 25 s.d 26 November 2025.
Disampaikan Bupati Kabupaten Bireuen, H Mukhlis kepada sejumlah wartawan, saat ngopi pagi dalam rangka sinergi dan kolaborasi Pemkab Bireuen dengan pers pasca bencana banjir dan tanah longsor untuk pemulihan dan kebangkitan, Rabu (31/12/2025) pagi di Pendopo.
Bupati dalam pertemuan dihadiri Wakil Bupati, Ir H Razuardi, Pj Sekda Hanfiah dan Asisten serta kepala dinas, badan, kantor itu menjelaskan, dari 16 ribu rumah rusak itu, ada 3.000 lebih rusak berat tidak bisa ditempati lagi dan juga hilang dibawa arus banjir dan tanah longsor.
Selama ini hasil panen padi Bireuen surplus tetapi dampak bencana banjir ini dari 15 ribu hektare lebih sawah, ada sekitar 3 ribu hektare lebih sawah telah tertimbun tanah.
Selain itu juga tujuh irigasi besar yang selama ini menyuplai air ke sawah juga rusak berat sehingga tidak dapat menyuplai air ke sawah salah satunya yaitu bendung irigasi Pante Lhong Peusangan (PP) berada di Gampong Beunyot, Kecamatan Juli, mengairi 6.562 haktare sawah.
Kata Bupati pasca banjir, Pemkab Bireuen bersama jajaran dan TNI-Polri, elemen masyarakat, pengusaha, serta semua pihak terkait, telah berupaya melakukan penanganan pertama yaitu membuka seluruh jalan antar desa, kecamatan, kabupaten yang tertimbun lumpur dan tanah dibawa banjir.
Supaya kami bisa mendistribusikan logistik bagi masyarakat yang telah mengungsi sangat membutuhkan suplai makanan. “Setelah itu kita sesuaikan pelayanan dibutuhkan masyarakat di pengusian termasuk fasilitas air walau tidak sempurna sesuai harapan,” ungkapnya.
Hal sangat berat adalah penanganan pasca bencana dan dikhawatirkan angka kemiskinan akan bertambah karena masyarakat korban banjir telah kehilangan mata pencaria, begitu juga harga barang yang belum stabil akan mempengaruhi ekonomi masyarakat.
Pemkab Bireuen juga terus berupaya untuk melakukan penanganan pasca bencana termasuk membantu warga miskin dan kaum duafa yang rumah mereka tertimbun lumpur atau tanah tebal yang tidak mampu dibersihkan secara manual.
Bupati Mukhlis menambahkan untuk penanganan berbagai kerusakan yang terjadi ekses bencana banjir, Pemkab Bireuen sudah mengajukan usulan kepada pemerintah untuk mendapat bantuan penaganannya, terangnya.[]









