FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Konflik satwa dilindungi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Gampong Punti Payong Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, tak kunjung reda, Rabu (05/09/2022) sekira pukul 14.00 WIB, satu lagi sapi jantan yang sedang di ikat dikebun jahe tewas dimangsa sibelang. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 8 juta.
Menurut informasi yang diperoleh freelinenews.com dari Keuchik Gampong Punti Payong, Iskandar, kejadian tersebut berawal sekira pukul 14.00 WIB. “Dimana sebelum azan dhuhur pemilik sapi Wak Aseng (50) mengikat sapi jantannya berumur 1,5 tahun di ladang jahe milik saya, pada pukul 14.00 WIB, Wak Aseng datang mengambil sapinya untuk digembala, Wak Aseng sangat terkejut, melihat sapinya telah tewas di mangsa binatang tersebut,” kisah Iskandar.
Kemudian lanjut Iskandar Wak Aseng dan warga melaporkan kejadian tersebut kepada aparatur desa setempat. kondisi sapi jantan milik Wak Aseng mengalmi luka bagian punggung dan masih dibiarkan tergelatak di lokasi. “Peristiwa ini terjadi di kebun jahe milik saya, di Dusun Suka Mulia yang hanya berjarak 200 meter dari pemukiman warga. Rencananya malam nanti kami akan mencoba melihat lagi sapi tersebut, dipastikan harimau tersebut akan balik kembali ke ternak yang telah dimangsanya, ” ujar Keuchik Iskandar.
Kepala Desa, Aparatur Desa dan masyarakat Desa Punti Payong, sangat mengkahwatirkan keberadaan harimau sumatera dilingkungan pemukiman penduduk desanya.
“Kita sangat mengkahwatirkan dan cemas terhadap kehadiran beberapa ekor harimau sumatera di desa kami. Kita sangat khawatir terhadap keselamatan petani yang berada di kebun sedang berladang. Semoga Allah SWT melindungi warga saya,” keluhnya.
Terkait imbuan Kapolsek beberapa waktu lalu pihaknya dan masyarakat Punti Payong telah mengindahkan untuk menjaga ternaknya dan mengkadangkan ternak, tapi situasi harimau sudah semakin dekat dengan pemukiman penduduk. “Kejadian kali ini hanya berjarak 30 meter dari gubuk ladang jahe yang ada penghuninya, ini yang sangat kita khawatirkan,” papar Iskandar.
Ia berharap kepada pemerintah Aceh Timur khususnya, Pemerintah Aceh dalam hal ini BKSDA Aceh untuk segera turun menghalau satwa dilindungi tersebut agar menjauh dari lingkungan penduduk. “Kami sudah sangat was-was terhadap kehadiran satwa buas itu. Neu Bantu Kamoe Pak… Neubantu…Pak ee…” demikian ucap Iskandar Keuchik Gampong Punti Payong. []