FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Penjabat Bupati Aceh Timur Ir. Mahyuddin, M.Si mengatakan, penangulangan Stunting dalam wilayah ini butuh keterlibatan semua pihak untuk menguatkan komitmen secara bersama-sama dan terintergrasi.
Hal itu disampaikan Ir. Mahyuddin saat membuka acara Rembuk Stunting Kabupaten Aceh Timur Tahun 2023. Kegiatan tersebut bertempat di aula Gedung Serbaguna Pendopo, Senin (19/6/2023) pagi.
Kegiatan tersebut mengusung Tema, “Melalui Rembuk Stunting, Kita Tingkatkan Koordinasi dan Konvergensi Menuju Generasi yang Sehat dan Cerdas”.
Pj. Bupati pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas terselenggaranya Rembuk Stunting tahun 2023 ini.
“Mudah-mudahan kegiatan ini nantinya mampu melahirkan solusi-solusi terbaik, strategis penanganan Stunting dalam wilayah ini,” kata Pj Bupati Aceh Timur.
Katanya, permasalahan Stunting di Aceh masih perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius. “Sebagaimana data publis SSGI hasil surve tahun 2022,” sebut Ir. Mahyuddin.
Hal ini disebabkan, akibat kurangnya asupan nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak menyusui paska menyusui.
“Padahal pada saat-saat yang demikian merupakan waktunya konsetrasi pemenuhuhan gizi atau asupan nutrisi bagi ibu hamil dan bayi,” sebut alumni Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala itu.
Disamping itu, kata Penjabat Bupati Aceh Timur, akibat rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya, juga salah satu penyebab terjadinya Stunting.
“Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, seribu hari pertama kehidupan adalah periode yang sensitif bagi kehidupan seorang anak. Untuk itu butuh peran Masyarakat dalam pemenuhan gizi anak,” papar Ir. Mahyuddin.
Ir. Mahyuddin juga menjelaskan bahwa prevalensi Stunting pada tahun 2021 yang patut menjadi perhatian utama kita, bedasarkan sumber data SSGI dimana persentase prevalensi Stunting pada tahun 2019 mencapai 25,5 persen meningkat menjadi 38 persen.
“Kemudian pada tahun 2021 sementara data SSGI pada tahun 2022 kembali menurun menjadi 33,6 persen,” kata Pj Bupati Aceh Timur.
Namun menurut sumber data EPPGMB Kementerian kesehatan prevalensi Stunting di Aceh Timur pada tahun 2019 mencapai 30 persen menurun menjadi 22,60 persen,” katanya.
“Tahun 2021 dan pada akhir periode input pada tahun 2022 kembali terjadi penurunan menjadi 10,81 persen. Melihat kondisi yang demikian, saya sangat mengharapkan peningkatan kinerja dari kita bersama sesuai tupoksi masing-masing.” pinta Ir. Mahyuddin.[]