[dropcap]K[/dropcap]etika penulis melewati jalan lintas Nasional Banda Aceh-Medan, tepatnya di Desa Dama Tutong Peureulak. Kabupaten Aceh Timur, laju kendaraan saya saat itu sempat terhenti ketika menoleh ke arah kiri jalan persisnya di persawahan daerah itu terlihat barisan gedung-gedung yang kini terbengkalai dan rusak tanpa dimanfaatkan. Pada Rabu (11/5/2022) pagi.
Rasa penasaran wartawan freelinenews.com semakin kuat bangunan apa gerangan tidak terpakai. Penulis mencoba menyapa salah seorang warga yang sedang mengembala ternaknya disana. Namanya Muhammad (45). Beliau menuturkan kepada penulis bahawa 16 gedung tersebut adalah rencana untuk Sekolah Unggulan Terpadu (Magnet School) yang dibangun pada tahun 2010 saat Muslim Hasballah menjabat sebagai Bupati setempat.
“Kala itu di acara peletakan batu pertama, saya sangat jelas mendengar bahwa gedung itu dibangun dari anggaran Islamic Development Bank (IDB) Jeddah Saudi Arabia, sebesar Rp80 milyar,” kata Muhammad kepada media ini.
Tambah Muhammad, awalnya warga disana sangat bahagia dengan hadirnya sebuah sekolah terpadu bertaraf internasional tersebut. “Bahkan kami ingin anak -anak kami dapat bersekolah di sini. Namun apa daya gedung gedung megah ini sampai hari ini terbengkalai dan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” ujar Muhammad.
Penulis semakin penasaran untuk memasuki kawasan gedung tersebut, satu persatu gedung penulis jelajahi. Tercengang ketika terlihat bangunan yang megah itu, isi dalammnya kini porakporanda, dari keramik sampai konsen pintu yang terbuat dari Allumenium telihat telah copot dari beton alias raib satu persatu.
Rasa penasaaran terus menggebu, penulis dengan menggunakan telpon seluler mencoba menghubungi salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Peureulak. Beliau adalah aktifis LSM Namanya Rizalhadi.
Rizalihadi kepada penulis menuturkan bahwa keinginan masyarakat Peureulak dan Aceh Timur khusunya punya sekolah bertaraf international di masa bupati Muslim Hasballah, ternyata bertolak belakang, hingga saat ini asa masyarakat Aceh Timur pupus dan sirna
“Sudah dua periode Bupati Aceh Timur, penganti dari Bupati Muslim Hasballah, gedung tersebut belum juga dimanfaatkan, bahkan saat malam hari kawanan ternak memenuhi gedung gedung tersebut. Kita sangat khawatir gedung semahal ini menjadi kandang teranak,” ujar Rizalihadi yang juga mantan Ketua LSM SAPA.
Agar tidak terbengkalai. Rizalihadi mengharapkan kepada Pemerintah Aceh Timur sebagai pemegang mandat untuk menjadikan gedung tersebut sebagai sekolah bertaraf international, harapnya.[]