Selain sibuk dengan tangung jawabnya sebagai pendamping desa dan mengurus kolam terpal budidaya lelenya itu. Sang alumni Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri (SUPMN) Ladong Banda Aceh tahun 2001 itu, juga sibuk sebagai relawan pendampingan petani tambak bididaya udang dalam wilayah Aeh Timur.
Meski kerjanya sebagai volunter atau relawan, namun pendapingan masyarakat petani tambak agar bangkit dari keterpurukan, merupakan salah satu tanggung jawabnya sebagai orang yang yang telah memiliki ilmu dibidang tersebut.
“Kita yang memepunyai sedikit ilmu tetang budidaya tambak, sudah seharusnya turun menyapa petani tambak kita, sehingga petani kita tidak selalu merugi dengan keterbatasan SDM. Karena Aceh Timur merupakan salah satu kabupaten di Aceh dengan areal pesisir dan lahan tambak yang luas, ini merupakan salah satu prospek peningkatan ekonomi yang cerah,” ketusnya.
Baihaqi dengan penuh semangat, mengajak para pemuda di seluruh pelosok Aceh Timur untuk berusaha membangkitkan potensi yang ada di lingkungan, seperti memanfaatkan kolam terpal sebagai usaha budidaya lele dan sebagainya.
“Usaha budidaya kolam terpal yang saya geluti saat ini juga sebagai percontohan kalangan pemuda yang sulit mendapatkan pekerjaan di tengah pandemi. Ini juga sebagai motivasi positif, agar para pemuda yang belum mengerti harus mengerjakan apa di tengah pandemi. Intinya untuk memulai sebuah usaha tidak mesti harus punya modal besar, kemauan tekad adalah kunci utama keberhasilan,” pungkas Baihaqi. (*)