FREELINENEWS – Petani tujuh desa di Kemukiman Matang Panyang Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, keluhkan kondisi embung DI Paya Enje yang notabenenya bertahun-tahun telah terbengkalai dan tak dapat difungsikan sebagai sarana irigasi untuk mengairi 300 hektar lebih areal sawah di tujuh desa daerah itu.
“Embung ini telah dibangun sejak tahun 1972, namun sejak tahun 1990 embung tersebut tidak lagi berfungsi dan tidak dapat menampung debit air untuk kebutuhan irigasi sawah daerah itu,” kata Zainuddin Amin (48) Imum Mukim Matang Panyang Kecamatan Nurussalam, kepada Freelinenews, Kamis (21/2), di sela meninjau lokasi embung tersebut bersama Tokoh Pemuda Nurussalam Syukri ST dan Ishak.
Menurutnya, persoalan terbengkalainya embung tersebut telah burulang kali disampaikan pihaknya dalam musrenbang kecamatan, namun sampai hari ini embung tersebut masih belum dapat bangun kembali untuk sarana penampungan air irigasi sawah.
BACA : Ini Kawasan Budidaya Lele Digital Pertama di Indonesia
Hal senada juga dikatakan, Keuchik Gampong Cot Asan, Dahlawi M. Yakop(48), jika embung tersebut dapat difungsikan kembali, maka masyarakat petani di tujuh desa dalam kemukiman Matang Panyang dan sekitarnya dapat mengaliri sawah mereka.
“Embung ini saat ini mempunyai luas aeral sebesar 2,5 hektar, agar lebih maksimal lagi dan tidak terganggu areal lahan warga sekitar, maka perlu dilakukan pembebasan lahan sekitar embung, sebesar 3 sampai 5 hektar lagi,” kata Dahlawi.
Tambahnya, selain telah disampaikan dalam musrenbang kecamatan, semua keuchik dan Imum Mukim deerah ini telah sepakat untuk memanfaatkan dana desa untuk pembebasan lahan. “Akan tetapi kendalanya ADG tidak dapat digunakan untuk pembebasan lahan, jika tidak ada Peraturan Bupati (Perbub),” ujar Dahlawi.
Dahlawi dan masyarakat tujuh desa yang dapat memanfaatkan sumber air dari embung tersebut sangat mengharapkan bantuan pemerintah Kabupaten Aceh Timur untuk segera mencari solusi agar embung tersebut dapat difungsikan kembali.
“Kita mendesak pemerintah Kabupaten Aceh Timur, atau Provinsi Aceh, untuk dapat menjadikan proyek pembangunan kembali embung DI Paya Enje sebagai proyek prioritas pada perubahan anggaran tahun 2019 ini, sehingga pada tahun 2020 nanti embung tersebut telah dapat difungsikan untuk mengaliri ratusan hektar lahan sawah warga daerah ini,” ujar Ishak (35) tokoh Pemuda Kecamatan Nurussalam.
Lanjut Ishak, jika embung ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, dengan sendirinya ekonomi masyarakat petani di tujuh desa daerah ini akan meningkat dan terdukung program swasembada pangan sesuai dengan visi dan misi pemerintah saat ini.
“Selain petani dapat bercocok tanam dalam setahun dua kali, petani juga tidak khawatir ancaman kekeringan, seperti sekarang ini, yang hanya mengandalkan sawah tadah hujan dan bercocok tanam setahun sekali saja,” pungkas Ishak. (*)