FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Beberapa hari terkahir ini warga Gampong Punti Payong Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur diresahkan terhadap keberadaan harimau sumatera yang kerap memangsa ternak warga.
Menurut informasi yang dipereloh freelinenews.com, Jumat (30/09/2022), warga mengetahui keberadaan satwa lindungi tersebut dari jajak kaki di kebun warga. “Satu ekor induk sapi milik Kharul warga kami diterkam harimau liar tersebut. Bahkan sudah berulang kali ternak warga kami diterkam harimau. Kami warga Gampong Punti Payong sudah sangat lelah dengan kondisi harimau liar tersebut, ” kata Keuchik Gampong Punti Payong Iskandar.
Menurutnya keberadaan lebih kurang 2 ekor harimau liar di kawasan gampongnya telah berlangsung lama, setiap bulannya sedikitnya 1 ekor sapi di mangsa satwa dilindungi tersebut. “Terkait gangguan satwa dilindungi harimau dan kawanan gajah di desa kami sudah menjadi persoalan yang yang sudah menahun. Setiap bulan saya kerap menerima laporan warga kehilangan ternaknya dan kerusakan kebun akibat gajah liar, “ sebut Iskandar.
Iskandar mengharapkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk segera dapat mengakiri konflik satwa di kawasan Gampong Punti Payong. “Kami sudah sangat leleh menghadapi konflik ini. Bahkan sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat petani di desa kami,” demikian kata Iskandar.
Ini Kata Direktur Yakata
Sementara itu, Direktur Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh (YAKATA), Zamzami dalam relisnya yang diterima freelinenews, mengatakan, konflik antara ‘si kucing besar’ dengan manusia kerap terjadi di Aceh Timur selama beberapa tahun terakhir.
Harimau Sumatera terancam kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan.
Ditambahkan, banyaknya masyarakat yang melepas ternaknya bebas berkeliaran atau tanpa dikandangkan, juga menjadi penyebab harimau sering turun ke kampung.
“Mereka bergerak berdasarkan satwa mangsanya. Namanya juga cari makan, jika ada ternak yang dilepas tentu akan menjadi sesuatu yang menggiurkan bagi mereka, ditambah lagi satwa mangsanya seperti babi hutan atau rusa kini populasinya juga kian berkurang di alam karena diburu,” jelasnya.
Kapolsek Ranto Peureulak Imbau Pemilik Ternak
Kapolsek Ranto Peureulak Iptu Eko Suhendro, S.H. memerintahkan Bhabinkamtibmas untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak meninggalkan hewan ternaknya di perkebunan.
“Dengan adanya kejadian ini, kami imbau kepada warga, usai dilepas hewan ternaknya agar dibawa pulang dan dikandangkan, jangan ditinggal di area perkebunan. Hal ini untuk menghindari agar ternak tidak dimangsa binatang buas tersebut. Dan jika ternak di kandangkan juga akan meningkatakan pendapatan keluarga di sektor peternakan.” kata Iptu Eko Suhendro, dalam relis pers Humas Polres Aceh Timur, Kamis, (29/09/2022).
Selanjutnya, Kapolsek mengaku pihaknya menyampaikan imbauan kepada masyarakat Desa Punti Payung agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas di luar rumah terutama ketika melakukan aktivitas di kebun.
“Hal paling mendasar kami sampaikan, untuk tidak keluar rumah sendirian terlebih selepas matahari terbenam dan apabila mendengar suara harimau jangan tergesa-gesa menghampiri kandang. Jika terpaksa keluar, diharapkan membawa penerangan dan bunyi-bunyian lalu membunyikannya agar satwa dilindungi tersebut menjauh,” demikian Kapolsek Ranto Peureulak. []