FREELINENEWS.COM | IDI – Semister awal dari Januari hingga Juni 2019, kasus jangkitan penyakit Demam Berdarah (DBD) tinggi di wilayah Kecamatan Julok dan Kecamatan Nurussalam dari 10 kecamatan yang terjangkit DBD tahun ini di Aceh Timur.
“Hingga Juni ini, Aceh Timur telah terjadi 56 kasus DBD, terdiri dari Kecamatan Julok tercatat 20 kasus, Nurussalam 12 kasus, Idi Tunong 9 kasus, Birem Bayeun 4 kasus, Idi Rayeuk 3 kasus, Ranto Peureulak 2 kasus, Madat 2 kasus, Sungai raya 1 kasus, Peudawa 1 kasus, Rantau Selamat 1 kasus dan Darul Ikhsan 1 kasus,” sebut Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Timur, dr. Zulfikry, kepada freelinenews. Kamis (20/6).
Uapaya antisipasi DBD dan penyakit menular lainnya dalam wilayah Aceh Timur, pihak Dinas Kesehatan telah menyurati semua Puskesmas, Camat, Para Keuchik dalam wilayah Aceh Timur untuk melakukan gerakan kebersihan di masing-masing desa.
“Selama ini petugas kita telah melakukan foging di semua desa yang terjangkit. Namun upaya foging bukan salah satu solusi efektif dalam mencegah penyakit DBD, karena foging hanya membunuh nyamuk dewasa saja, ”ujar dr Zulfikry.
Katanya, menjaga kebersihan lingkungan dengan gerakan gotongroyong merupakan cara pencegahan penyakit menular yang paling efektif.
“Melalui gerakan gotongroyong dapat memusnahkan sarang nyamuk Aides Agepty atau jenis nyamuk penyebab penyakit menular lainya, dengan memimbun, membakar dan membersihkan wadah-wadah terbuka tempat berkembangnya jentik nyamuk, menjadi ssolusi sukses,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Timur.
Ia juga mengharapkan seluruh perangkat desa untuk dapat membuat program kesehatan desa sehingga terciptanya pola hidup sehat masyarakat di setiap desa.
“Hal ini dapat dilakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas dan Muspika masing-masing daerah. Dan dapat mengucurkan anggaran Dana Desa (DD) untuk bidang kesehatan. Termasuk penyedian jamban di setiap keluarga, untuk menhindari buang air besar sembarangan,” pungkas dr. Zulfikry. (*)