FREELINENEWS.com | Aceh Timur – Sejumlah petani sawah di Desa Beringen Kecamatan Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur, dalam dua har terakhir ini mengeluhkan hadirnya jutaan ulat gagak yang sangat cepat menyebar di lahan sawah warga kawasan Blang Palas.
Dalam hitungan dua hari ulat gagak tersebut jumlahnya semakin bertambah. Petani sawah di sana mengaku kewalahan mengatasi serbuan ulat tersebut, pasalnya setelah disemprot menggunakan insektisida pada sore hari, namun dipagi harinya bertambah banyak.
“Dalam dua hari jutaan ulat hitam tersebut ludes memakan rumput yang tumbuh diatas lima rante atau 2000 m2 petak sawah. Bahkan bibit padi saya hampir habis satu bendengan dimakan ulat tersebut,” kata Idris alias Polem (52) petani sawah, warga Desa Beringen Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, kepada freelinenews.com, Minggu (28/02/2021) pagi.
Lihat Video di Bawah Ini :
Tambah Idris, selama ini Ia tidak pernah melihat ulat tersebut di areal sawah daerah itu, katanya pertama kali Ia melihat ulat gagak tersebut dilokasi lahan sawahnya pada Kamis kemarin, persisnya dilahan sawah yang sudah mengering dan berumput. “Hari ini, rumput dilahan sawah tersbut dalam masa dua hari ludes dimakan ulat hitam tersebut,” papar Idris.
Pantauan freelinenews.com, bersama anggota DPR Aceh Iskandar Usman Al- Farlaky, dan Ketua KPA Wilayah Peureulak Hamdani Alias Wakdan melihat langsung jutaan ulat hitam yang berserakan dan areal sawah daerah itu, dan di badan jalan usaha tani hendak menyebrang ke lahan sawah yang telah ditanami.
Terkait hal itu, Iskandar Usman Al- Farlaky langsung menelpon Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh guna menyampaikan persolaan tersebut. “Harapan kita pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh serta pihak pengendali hama untuk segera turun tangan mengatasi serbuan ulat gagak tersebut, karena saat ini petani daerah itu sedang musim tanam. Jika hal ini tidak cepat diatasi, maka dikhawatirkan 200 hektar lahan sawah warga di Blang Palas terancam gagal panen lagi,” ujar Politisi Partai Aceh tersebut.
Katanya, sebelumnya petani sawah daerah ini, sejak November 2020 lalu gagal panen akibat terendam banjir. “Jika kita lihat dilapangan, kondisi ulat hitam tersebut sangat cepat berkembang biak. Semoga saja ada solusi dari dinas terkait, agar petani tidak merugi,” pungkas Iskandar. (*)