FREELINENEWS.com | Aceh Timur – Khatijah (36) warga Dusun Tanjung Mulia Desa Matang Seuleumak, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, setiap malam hanya bisa merintih kesakitan di tempat tidurnya karena menderita penyakit tumor tulang dibagian pahanya.
Khatijah pernah menghilang dari kampungnya selama lebih kurang 6 tahun, tidak tahu keberadaanya dan tanpa kabar berita. Namun pada bulan Mai 2020, tiba-tiba keluarga terkejut, ketika wanita separuh baya itu diantar satu unit ambulance dari Medan Sumatera Utara, dalam kondisi sakit.
Karena masa Pandemi, akhirnya dari rumah Khatijah dirujuk ke RSUDZM, kemudian dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, disanalah Khatijah harus menjalani amputasi kaki kanannya karena kondisi tumornya yang sudah sangat parah.
Karena keterbatasan biaya, Khatijah dan keluarganya tak dapat bertahan lama di RSUZA Banda Aceh, saat ini Khatijah hanya mampu merintih siang malam karena kesakitan. “Setiap malam kakak saya harus menangis menahan sakit yang dideritanya,” kata Aminah adik kandungnya.
Menurut Aminah, kini mereka hanya tinggal bertiga, Aminah, Khatijah dan ibunya dalam satu rumah yang berkontruksi kayu tanpa MCK. Sedangkan ayahnya telah lama meninggal dunia. “Selama ini hanya ikan gabus yang dapat kami berikan untuk lauk makan Khatijah, karena katanya ikan gabus bagus untuk obat luka dalam,” ujar Aminah dengan nada sedih.
Aminah mengakui untuk melanjutkan pengobatan kakak tercintanya itu, mereka sama sekali tidak mempunyai biaya. Dia tidak pungkiri selama ini saat pengobatan pertama ke RSUDZA Banda Aceh, pihak desa telah membantu biaya. Namun untuk balik lagi ke RSUDZA Banda Aceh guna menjalani kemo, Aminah mengaku tidak punya biaya sama sekali.
Aminah, sangat mengharapkan uluran tangan dermawan agar kakaknya bisa sembuh dari sakit yang dideritanya itu. “Kami sekarang hanya bisa pasrah mencari pengobatan herbal alternatif, itu yang hanya bisa kami lakukan. Semoga ada orang yang baik hati membantu kami untuk biaya melajutkan pengobatan kakak saya ke RSUDZA Banda Aceh,” papar Aminah seraya meneteskan air mata. (*)