Syeh Mulyadi Bayeun, sosok seniman seumapa Aceh Timur yang kini semakin melebarkan sayapnya dalam mempromosi seni tutur Aceh. Lantunan hikayat Aceh dengan suara khasnya kini telah memikat hati masyarakat Aceh.
FREELINENEWS.COM | IDI – Syeh Mulyadi Bayeun, sosok seniman seumapa Aceh Timur yang kini semakin melebarkan sayapnya dalam mempromosi seni tutur Aceh. Lantunan hikayat Aceh dengan suara khasnya kini telah memikat hati masyarakat Aceh.
Pada Rabu (22/11/2023) dengan seni tuturnya, Syeh Mulyadi Bayeun berseksempatan menyambut Pejabat Gubernur Aceh Bapak Ahmad Marzuki hdengan lantunan hikayat Aceh pada acara pembukaan hari kunjung perpusatakaan di Gedung Layanan Perpustkaan Aceh.
Seraya menyambut Pejabat Gubenur Aceh, waktu yang sama, Syeh Mulyadi juga tampil di Pentas Seni Pemeran Inklusi Sosial /UMKM Bazar Buka -Pengiat Literasi di Banda Aceh.
Syeh Mulyadi dalam syairnya di depan Pajabat Gubernur Aceh, Ia menyampaikan pesan bahwa membaca itu sangat penting :
“Ta peuek layang watee na angen
Bek laloe meuen meuen Yoh masa muda
Pola pustaka abad 21 nyang ka modern
Semakin keren perpustakaan Aceh makin berjaya.”
Itu adalah secuil bait syair penutup Syeh Mulyadi Beyeun di depan Pejabat Gubernur Aceh Ahmad Marzuki, yang menyampaikan pesan pentingnya membaca, karena membaca dapat menambah wawasan.
“Apalagi pelayanan perpustakaan Aceh sekarang sudah menggunakan metode membaca era 21 yang metode modern,” papar putra kelahiran Birem Bayeun tersebut.
Agenda Syeh Mulyadi di Banda Aceh semakin panjang, hari ini Kamis (23/11/2023) beliau juga berkesempatan diundang Sagoe TV Podcast dalam bahasa Aceh sebagai tamu seniman muda seni tutur Aceh berbincang tentang motivasi generasi Aceh seupaya lebih bergerak hati untuk melestarikan seni tutur Aceh, berupa hikayat dan seumapa.
Anak didik Madya Hus yang satu ini kepada freelinenews.com mengaku lewat seni tutur Aceh dapat dijadikan sebagai ajang edukuasi, motivasi dan hiburan bagi masyarakat.
“Dahulu guru-guru pengajian di Aceh selalu menggunakan seni tutur dalam mengajari anak-anak di balai pengajian. Bahkan seni tutur Aceh dapat membangkitkan semangat juang rakyat Aceh dalam melawan penjajahan Belanda tempo dulu, seperti hikyat prang sabi,” papar Syeh Mulyadi.
Ia berpesan kepada generasi Aceh untuk terus melestarikan seni tradisi Aceh seperti seni tutur dan hikyat. Sehingga seni tradisi Aceh tidak pupus ditelah kemajuan dunia. “Gadoh Aneuk Meupat Jrat gadoh adat han pat tamita. Mari kita letarikan seni tutur untuk membangkitkan martabat Aceh,” demikian Syah Mulyadi Bayeun. []