Lokop adalah daerah pedalaman Aceh Timur yang sangat berpotensi sebagai sumber air baku yang mencukupi untuk Perumdam Tirta Peusada Aceh Timur dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat masa akan datang.
FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih atau air baku dimasa akan datang, Perumdam Tirta Peusada Aceh Timur mencoba menggali sumber air baku dari kawasan Lokop pedalaman Aceh Timur.
Direktur Perumdam Tirta Peusada Aceh Timur, Iskandar, SH di sela-sela acara halal bilhalal dengan seluruh karyawan Perumdam Tirta Peusada, Kamis (19/04/2024) siang, di lokasi wisata jembatan gantung Lokop mengatakan, kedepan Aceh Timur butuh sumber air bersih atau air baku dengan sistem gravitasi dari hulu ke hilir.
Iskandar menyebutkan, selama ini dalam memperoleh air baku Perumdam Tirta Peusada Aceh Timur mengandalkan sistem pompanisasi inteke. Sedikitnya enam Instaliasi Pengelohan Air (IPA) difungsikan untuk melayani 19500 pelanggan yang tersebar di wilayah Aceh Timur.
Lanjutnya, adapun enam IPA Perumdam Tirta Peusada yang aktif beroperasi adalah IPA Lhoknibong dengan kapasitas 120 liter/perdetik (over capasity), IPA Buket Takteh Ranto Peureulak 50 liter/detik (idle capasity), IPA Ranto Panjang Peureulak 20 liter/detik (over capasity), IPA Peunaron 10 liter/ detik (Idle capasity), IPA Tualang Peureulak 30 liter/detik (over capasity) dan IPA Birem Bayeun 30 liter/ detik (over capasity).
Untuk enam IPA tersebut, jelas Iskandar, Perumdam Tirta Peusada Aceh Timur harus mengeluarkan biaya operasional termasuk biaya listrik sebesar Rp 1,5 milyar lebih setiap bulannya. “Lebih parah lagi enam IPA tersebut saat musim kemarau sering kekurangan air baku, sehingga suplay air kepada masyarakat pelanggan sering macet,” papar Iskandar.
Lanjut Iskandar, untuk meningkatkan kapasitas air baku yang mencukupi, Perumdam Aceh Timur kedepan harus memamfaatkan sistem gravitasi dalam mengambil air baku. Lokop adalah daerah peotensi air baku yang sangat potensial. “Ketinggian dan tersedianya air baku yang cukup di daerah Lokop merupakan potensi sistem gravitasi dalam pengambilan air baku yang menguntungkan,” ujar Iskandar.
Dengan menggunakan sistem gravitasi penuh, pastinya, jelas Iskandar, akan meminimalisir biaya oprasional IPA, karena tidak membutuhkan tenaga listrik untuk menghidupkan pompanisasi dan dapat mengurangi jumlah IPA yang telah ada.
“Selama ini untuk biaya operasinal dan biaya listrik dari enam IPA tersebut menguras anggaran sebesar Rp1,5 miliar lebih setiap bulannya. Nah, jika wacana pemafaatan sistem gravitasi Lokop – Idi ke depan, Insya Allah biaya operasional akan hemat lebih kurang Rp 1 miliar setiap bulannya,” sebut Direktur Perumdam Aceh Timur.
Tambahnya, sistem pengambilan air baku dari hulu ke hilir menggunakan sistem, gravitasi dari Lokop dengan kapasitas 600 liter/ detik itu, membutuhkan anggaran lebih kurang Rp 3 triliun untuk pembangunan IPA dan pemasangan pipa JTU dari Lokop ke Buket Takteh, Ranto Peureulak.
“Jika hal ini dapat terwujud, maka Perumdam Aceh Timur kedepan dapat menyuplai air bersih ke seluruh Aceh Timur hingga dapat menjual air bersih ke pinggiran Kota Langsa dan kota perbatasan Aceh Utara (Panton Labu),” demikian Direktur Perumdam Tirta Peusada Aceh Timur Iskandar, SH.
Guna meningkatkan kualitas air agar lebih bagus dan sumber air baku yang mencukupi untuk pasokan kepada masyarakat pelanggan, tentunya Pemerintah Aceh Timur yang merupakan pemilik Perumdam Tirta Peusada dapat menjadikan program pengambilan sumber air baku sistem gravitasi dari Lokop ke pesisir dapat dicanangkan dalam program pembangunan Aceh Timur jangka panjang 2045. Sehingga tidak ada lagi desa di wilayah Aceh Timur yang mengalami rawan air bersih. Semoga Terwujud. []