Kekerasan terhadap perempuan yang dialami DN (28) dan kepada anaknya almarhum RG (9) warga Alue Gadeng Kecamatan Birem Bayeun, yang dilakukan oleh tersangka Samsul (36) merupakan perbuatan yang sangat keji dan telah menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan di Nusantara ini.
Seperti yang dilontarkan, seorang mantan aktifis perempuan Aceh Timur, Nurmi Ali, Ia mengatakan peristiwa kekerasan tersebut telah sangat meremuk redam hati kaum perempuan di Tanah Rencong ini.
“Pelaku mesti mendapat hukuman seberat-beratnya, efek jera agar hal serupa tidak berulang lagi,,selain hukum perundang-udangan yang berlaku, hukum adat juga sebijaknya diberlakukan sehingga menjadi pelajaran bagi yang lain agar hal sesadis ini tidak terulang lagi di Serambi Mekkah tercinta ini. Terlalu banyak kisah rentetean pelecehan, kekerasan dan penganiaan terhadap kaum perempuan dan anak ” ujar Nurmi Ali, yang juga Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Timur, kepada freelinenews.com, Kamis (15/10/2020).
“Perbuatan yang dilakukan tersangka Samsul, sangat tidak berkemanusian, apa sebutan yang pantas disebut untuk pelaku ini??
Nurmi Ali, didampingi kedua rekan kerjanya sebagai Komisioner KIP Aceh Timur lainnya, Sofyan, dan Eni Yuliana, ketika berkunjung ke rumah korban, mengaku mendapatkan pelajaran beharga yang dapat diambil dari korban yang sosok bidadari itu. Ketika Nurmi berkata “kamu luar biasa tegar dek..,korban menjawab “kalau saya menangis,anak saya pasti menangis juga di sana” kisah Nurmi meniru perkataan DN.
Mendengar ucapan itu, Nurmi dan kawan-kawan tercengang. Luar biasa perempuan bidadari ini akan ketegaran di balik musibah dahsyat yang dialaminya.”Jujur,saya sebagi perempuan merasa malu dan iri akan ketegaran dan ketabahannya,s elama saya dan kawan-kawan duduk di samping dia berbaring, dengan lancar dia berbagi kisah pilunya dengan berusaha kuat agar tidak setetespun dia meneteskan airmata.
Kedatangan Nurmi dan kawan-kawan kerumah korban adalah untuk memberi semangat sebagai sesama perempuan dan sesama masyarakat Aceh Timur kepada korban, akan tetapi sesampai disana malah kami yang mendapat pelajaran dibalik ketegarannya.
Kita sangat bersyukur pemerintah yang begitu peduli dan langsung ambil sikap terhadap keluarga korban, bahkan kami dengar pemerintah telah memerintahkan dinas terkait untuk segera membangun rumah untuk korban, dimana korban baru saja memperoleh hibah tanah dari donatur yang sebelumnya memang belum memiliki tanah.
“Kami mengapresiasi kerja keras yang membuahkan hasil tim BNPB, Jajaran Polres,jajaran Kodim, jajaran Camat sampai ke Kadus, juga masyarakat setempat yang bertindak sigap dan cepat.
Kami mengharapkan kpd pemerintah setempat,agr tdk lost control smp kejajaran terendah terhadap kondisi fisik dan psykis korban terlebih saat kejadian yang dilakukan pelaku, korban dalam keadaan hamil 4 bln,” papar putri kelahiran Peureulak tersebut.
Sang mantan aktivis perempuan itu mengecam keras perbuatan yang dilakukan pelaku. “Kita sangat mengutuk kejadian ini,. Harapan kita, peristiwa ini tidak terjadi lagi di bumi Aceh ini dan di seluruh pelosok Nusantara ini, “ pungkas Nurmi Ali. (*)