FREELINENEWS.COM – Sejarah pertambangan minyak di Kabupaten Aceh Timur sudah dimulai sejak penjajahan Balanda. Ketika kolonial Belanda mengetahui potensi kandungan minyak bumi dan gas dalam perut bumi Aceh, membuat Pemerintah Belanda semakin berhasrat untuk menguasai Aceh ketika itu.
Untuk dapat menguasi Migas Aceh, pada tahun 1862 Belanda mulai melakukan pembebasan Deli Tua dari daerah toritorial Kerajaan Aceh, untuk menguasai minyak ditelaga Said Pangkalan Brandan Sumatera Utara sekarang.
Setelah Deli Tua terpisah dari Aceh, pada tahun 1873 Belanda mencoba menyerang Aceh. kemudian Belanda pelan-pelan merambah kawasan Ranto Peureulak Aceh Timur yang mempunyai potensi besar sektor Migas. Akhirnya pada tahun 1899 perusahaan Balanda dibawah bendera perusahaaan Minyak Royal Dutch, Belanda mengaliri minyak dari Ranto Peureulak ke Pangkalan.
Setelah Negara Republik Indonesia merdeka kemudian kawasan ladang minyak bekas eksploitasi kolonial Belanda, pada tahun 1961 PT. Asamera Ltd, perusahaan minyak asal negara Paman Sam mulai membantangkan sayapnya melakukan eskploitasi minyak di kawasan Ranto Peureulak Aceh Timur.
Kemudian dari tangan PT. Asamera Ltd, sumur minyak dikawasan Ranto Peureulak diambil alih oleh Conoco Philip perusahaan minyak asal Kanada, selanjutnya kawasan kaya minyak bumi itu atau kawasan Pertamina tersebut, terakhir kali di eskplotasi oleh PT. Pasific Oil & Gas (POG).
Seperti dilansir BPMA.go.id. Kemudian sumur minyak dan gas di Aceh Timur dinamakan Blok A Aceh Timur. Blok A tersebut dikelola oleh PT Medco E&P Malaka yang merupakan Perusahaan Minyak dan Gas pertama yang berhasil mengembangkan gas di Blok A, Aceh Timur pascaperdamaian Aceh. Lebih dari 450 BCF cadangan gas dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk di Aceh dan industri lainnya di Sumatera Utara.
Tulis BPMA, secara historis kegiatan eksplorasi di Blok A dilakukan sejak zaman Belanda dan sejak Kemerdekaan dikuasai oleh PERTAMINA & Asamera Oil Ltd. Pada tahun 1999-2006 blok ini dikelola oleh Exxon Mobil dan Conoco Phillips, dan pada April 2006, PT Medco E&P Malaka bersama partner (Premier & Japex) mengakuisisi kepemilikan saham ConocoPhillips di Blok A hingga selesai kontrak pada September 2011.
Pada Februari 2011, PT Medco E&P Malaka mendapatkan perpanjangan kontrak 20 tahun hingga September 2031. Pada saat ini komposisi kepemilikan Blok A, 85 % oleh PT Medco E&P Malaka dan 15% oleh PT Medco Daya Energi Nusantara.
Blok A adalah lapangan migas yang memiliki cadangan gas lebih dari 450 BCF. Medco E&P Malaka melakukan pengembangan sumur-sumur gas di lapangan-lapangan blok tersebut, seperti lapangan Alur Siwah, Alur Rambong dan Julu Rayeuk. Gas dari sumur-sumur tersebut kemudian diolah di fasilitas Central Processing Plant (CPP) Alur Siwah, kemudian disalurkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Diantaranya, potensi gas yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.
Lingkup Kerja Blok A:
- Alur Siwah Central Processing Plant (AS CPP) dengan Kapasitas 90 MMSCFD
- Instalasi pipa dengan panjang total +42 km dari lapangan Alur Siwah, Alur Rambong, dan Julok Rayeuk ke AS CPP dan AS CPP ke Jambo Balee Metering Station serta lokasi Tie-In Pertagas
- Fasilitas penanganan sulfur dan kondensat di PAG Arun
- Jumlah sumur: 16 sumur gas dan 2 sumur injeksi air dalam 3 fase drilling (10 sumur di Commercial Operations Date).
Ringkasan Proyek Blok A
Latar Belakang Blok A:
- Memonetisasi cadangan gas dari lapangan Alur Siwah (AS), Alur Rambong (AR) dan Julok Rayeuk (JR)
- Status komitmen penjualan gas:
- 58 BBTUD : PJBG dengan Pertamina (Persero)
- 5 BBTUD : Nota Kesepahaman lainnya
Lingkup Kerja Blok A:
- Alur Siwah Central Processing Plant (AS CPP) dengan Kapasitas 90 MMSCFD
- Instalasi pipa dengan panjang total +42 km dari lapangan Alur Siwah, Alur Rambong, dan Julok Rayeuk ke AS CPP dan AS CPP ke Jambo Balee Metering Station serta lokasi Tie-In Pertagas
- Fasilitas penanganan sulfur dan kondensat di PAG Arun
- Jumlah sumur: 16 sumur gas dan 2 sumur injeksi air dalam 3 fase drilling (10 sumur di Commercial Operations Date).
Skematik Operasi Produksi Blok A
K3L (SAFETY RECORD) 2018:
KEGIATAN CSR PT. Medco E&P Malaka
Perusahaan telah melakukan program CSR sebelum maupun sesudah beroperasi kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi, diantaranya program:
- Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Timur (Rumah Sakit mulai beroperasi sejak November 2015 dengan area seluas 10,000 m2, kapasitas 109 tempat tidur, 4 ruang operasi, unit gawat darurat, poliklinik dan gedung penunjang)
- Beasiswa bagi 14 siswa Aceh Timur ke Ponpes Darul Fallah, Bogor
- Pelatihan Pengelasan bagi pemuda di sekitar wilayah kerja
- Pelatihan Pertanian SRI Organik dan Peternakan Domba bagi Petani
- Budidaya lebah madu Trigona
- Pelatihan Kompetensi Guru
- Seminar Pendidikan untuk guru SMP di sekolah sekitar wilayah operasi
- Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis
- Rekrutmen sarjana-sarjana lulusan dari universitas di Aceh
- Rekrutmen dan pelatihan 40 putra/putri terbaik Aceh sebagai operator di Medco E&P Malaka melalui Program Pengembangan Teknisi dan Operator di Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah. Mereka merupakan hasil proses seleksi yang cukup panjang dan transparan bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Timur.
- Turut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam di berbagai daerah di Aceh
Perekrutan dan Pelatihan
Perekrutan dan Pelatihan
Pelatihan operator dan teknisi lokal (Technical Development Program/TDP) sebanyak 40 orang selesai dijalankan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Migas, Cepu, Jawa Tengah. Seluruh peserta berasal dari Provinsi Aceh.
Sumber : BPMA.go.id