Langsa – Bicara Tim Persidi Idi memang sudah benar-benar di ateuh angen atau juara group babak enam besar Liga 3 Zona Aceh 2019 ini, setelah mengalahkan PSLS Lhokseumawe dalam pertandingan terkahirnya kemarin Sabtu (05/10/2019) sore di Stadion Langsa dengan skor 2-1.
Nah bagaimana nasib PSBL dan PSPR yang sangat berambisi ingin maju mengikuti jejak Persidi. Hari ini Minggu (06/10/2019) sore, merupakan penentuan nasib sang tuan rumah PSBL atas familinya PS Peureulak Raya.
Menurut informasi yang diperoleh freelinenews.com, dalam dua hari terakhir PS Peureulak Raya, dibawah pelatih Saiful Khatab, giat berlatih sebagai persiapan mengahadapi PSBL Langsa.
Informasi yang kita peroleh, PS Peureulak Raya, memang han jitem talo uroe nyoe. Mereka juga sangat serius dan optimis untuk mengejar angka 10, agar mereka bersama kakak kandungnya Persidi Idi maju keputaran selanjutnya.
Bagaimana dengan PSBL yang sedang deg-degan, karena laga hari ini merupakan laga penentuan bagi PSBL, maju ke babak selanjutnya atau harus bertengger di Liga 3 Aceh hingga musim depan.
Memang banyak pengamat bola mengatakan, bahwa permainan anak-anak PSBL lebih unggul sedikit dari PSPR Peureulak Raya, itu cerita dulu.
Akan tetapi untuk pertandingan hari ini, PSBL Langsa komit dan harus menang juga atas PS Peureulak Raya, untuk meraih 3 angka lagi menjadi 10.
Meski banyak prediksi PSBL Menang atas PS Peureulak Raya, itu belum pasti. Sejarah mencatat banyak kisah yang awalnya dianggap lemah, pada akhirnya menjadi champion.
Pengalaman tim sepak bola di dunia yang mematah prediksi pada pertandingan terakhir menjadi salah satu pelajaran. Yang sebelumnya dikira menjadi juara akan tetapi pada akhir pertandingan kalah, seperti capaian Tim Bangladesh yang awalnya dikira tim lemah.
Namun pada kahir pertandingan Asian Games 2018, Tim Bangladesh ternyata menoreh kemenangan atas lawannya raja sepak bola Asian, yaitu Thailand.
Seperti Tim Nasional IRAK pada piala Asia 2007. Kala itu negara tersebut sedang berkecamuk perang dan porak-poranda, akan tetapi dengan tekatnya untuk menyatukan Irak menjadi daerah yang damai, maka mereka menang di Piala Asia 2008.
Dari dua kisah diantara banyak kisah yang lain, dapat saya simpulkan, bahwa sepak bola memang tidak bisa ditebak semudah itu. Tidak mustahil jika tim yang kita anggap kalah, tiba-tiba menang dengan gemilang.
Sejarah beharga telah mencatat, semangat pantang menyarah dalam mengejar impian merupakan salah satu modal kemenangan walau sesulit apapun situasinya. (*)