Mitos Burong Punjoet adalah salah satu hantu yang sering kita dengarkan di bicarakan masyarakat Aceh. Kata Burong (Kuntilanak) adalah hantu indentik dengan perempuan berselimuti kain putih atau berbaju putih, rambut panjang dan ditemukan saat malam hari.
Punjoet adalah bungkusan dari kain yang dibuntel berebntuk bulat, jadi Burong Punjoet juga salah satu hantu berbentuk bulat putih seperti kelapa ditemukan digelapnya malam. Burong Punjoet berbeda dengan kuntilanak. Konon ceritanya kuntilanak dianggap terjadi dari arwah orang perempuan yang mati penasaran, dan sering menangis terisak-isak pada tengah malam.
Burong Punjoet tidak mengeluarkan suara tangisan, akan tetapi mitos hantu jenis ini karap ditemukan bertumpuk atau Mepunjoet seperti bungkusan. Dan hantu ini bagi masyarakat yang menemukannya langsung disepak seperti bola dan akan pecah atau hancur, tidak lama kemudian Buroeng Punjoet dapat berkumpul kembali menjadi buntelan bulat kembali.
Itu sudah menjadi sifat burong punjoet, setelah berhamburan dan terpecah belah, namun akhirnya dapat bersatu kembali menjadi bulatan seperti kelapa. Meskipun kita tendang berulang kali agar Burong Punjoet pecah berserakan, namun jenis hantu ini tetap bersatu kembali.
Meskipun ini adalah salah satu mitos atau cerita rakyat, akan tetapi kita dapat mengambil tauladan pada kisah mitos Burong Punjoet, berpecah itu hanya sementara ketika mendapat hantaman dari berbagai pihak, untuk memperkuatkan barisan, Burong Punjoet akan bersatu kembali, agar wujud menakutkan.
Dalam politik perpecahan terkadang sering terjadi, tetapi ketika ingin memperkuatkan barisan untuk mencapai suatu tujuan persatuan dan kesatuan harus terjalin kembali utuh. Lahirnya dua kubu dalam dilema politik itu hal biasa, selain akan membesarkan juga sebagai riak-riak kecil untuk menuju kemajuan.
Burong Punjoet, adalah mitos yang menggambarkan pentingnya persatuan, ketika diterpa hantaman mereka akan berpecah terburai berkedip digelapnya malam. Sikap tidak goyah adalah satu sifat dalam mitos Burong Punjoet berpecah itu untuk sesaat, dan berkumpul kembali untuk menuju kemenangan. Sangat lumrah ketika kisah mitos Burong Punjoet kita maknai sebagai tauladan kita semua. Abaikan perpecahan dan jauhkan dendam mari bersatu.(*)