FREELINENEWS.com | Aceh Timur – Razali Bin Safari (46) warga miskin asal Dusun Teungoh Desa Blang Awe, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, menderita penyakit tumor di lehernya, terpaksa harus terbaring lemas di rumahnya, karena keterbatasan biaya di tengah Pandemi, Razali harus di bawa pulang ke rumah dan sangat membutuhkan bantuan pemerintah dan dermawan untuk melanjutkan pengobatan.
Razali Bin Safari selama setahun terakhir, menderita tumor di bagian lehernya hingga menjalar ke bagian perutnya. Saat ini Razali tak dapat beraktifitas, dia harus terbaring setelah bedah Trakeostomi yaitu bedah untuk membuat lubang pada saluran udara, dua selang terpasang melalui lehernya, dan bedah Kolostomi adalah tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran pembuangan kotoran atau feses.
Menurut cerita istrinya Yusnaini (46) kepada freelinenews.com, Selasa (10/11/2020) siang. suaminya itu baru saja beberapa hari dibawa pulang dari RSUZA Banda Aceh.
“Karena situasi Covid seperti sekarang ini, suami saya harus dibawa pulang di sana untuk tinggal menunggu masa kemo, saya mengalami kesulitan biaya, maka saya harus membawa pulang suami saya ke rumah,” kata Yusnaini.
Yusnaini mengisahkan, suaminya itu mulai sakit lebih kurang satu tahun, awalnya berobat di RSUDZM Idi, kemudian dirujuk ke Medan. “ Waktu di Medan suami saya sempat menjalani perawatan di dua rumah sakit, yang terakhir di RSU Adam Malik. Karena awal bergejolak Covid-19, kami tidak bisa lagi di rawat di Medan dan harus pulang ke Aceh berobat kembali ke RSUDZM Idi. Kemudian suami saya dirujuk lagi dari RSUDZM Idi ke RSUDZA Banda Aceh,” kisah Yusnaini.
Yusnaini mengakui selama ini biaya pengobatan memang ditanggung BPJS. “Tapi untuk biaya hidup saya menjaga suami saya tercinta. Selama ini hanya dari sumbangan famili, dan masyarakat, serta teman-temannya,” ujar Yusnaini dengan nada sedih.
Saat disinggung freelinenews.com, apakah Bapak Razali mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah selama ini. Yusnaini mengaku tidak ada sama sekali. “Kami yang ada hanya bantuan PKH yang sedikit meringankan beban kami selama ini, selebihnya untuk biaya hidup sehari-hari saya dan anak saya yang besar bekerja sebagai buruh di sawah,” ujar Yusnaini.
Seperti dikatakan Rasyidin tetangga Razali kepada freelinenews.com. Razali Bin Safari adalah ayah tiga anak, satu anak lelakinya sudah dewasa, bernama Mardiansyah yang baru setahun menamatkan SMAN 2 Madat, karena keterbatasan biaya dan orang tuanya dalam kondisi sakit. Mardiansyah tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah. Mardiansyah saat ini bekerja ikut pamannya sebagai buruh bangunan untuk membantu beban keluarganya.
Sedangkan adiknya, Afrizal Saputra masih duduk di bangku kelas II SMP, dan yang paling kecil Rafil Alayubi (4) masih balita yang butuh kasih sayang kedua orang tuanya.
Yusnaini, istri Razali, sangat mengharapkan uluran tangan pemerintah dan dermawan untuk mengurangi beban hidup mereka dalam menjalani pengobatan sang suami tercintanya itu.
“Kami tak dapat berbuat banyak, saya berharap, suami saya ini bisa sembuh kembali sebagai tulang punggung keluarga. Apalagi anak-anak saya masih kecil,” kata Yusnaini dengan linangan air mata. (*)