[dropcap]B[/dropcap]adruzzaman, SH, M.Hum, Dosen dan sempat menjabat sebagai Ketua Majelis Adat Aceh, pada sebuah sesi kuliah pernah menjelaskan, bahwa dirinya pernah mewacanakan pada sebuah forum untuk penanganan pengemis di Aceh. Usulannya sederhana saja, bahwa gampong harus berperan untuk menekan membanjirnya pengemis dengan membantu mereka secara swadaya.
Logikanya, di satu gampong jika ada warganya yang menjadi peminta-minta karena keterbatasan secara fisik, maka itu tidak lebih dari 2 orang. Aparat gampong mengkoordinir warga lainnya untuk memberikan iuran suka rela untuk membantu kedua orang tersebut, setiap bulan. Tapi harus dibuat komitmen agar ia tidak turun untuk meminta-minta. Rp. 5.000,- per kepala keluarga tentu tidak akan memberatkan.
Apalagi saat ini ada sekian ratus juta Dana Alokasi Gampong yang dikelola setiap gampong. Aparat gampong tentu dapat mengambil kebijakan untuk memperkuat ide-ide semacam ini. Kemudian jika masih ada peminta-minta, maka ia bisa diabaikan, untuk menyelamatkannya dan orang lainnya.
Allah yarham Abu Panton, H. Ibrahim Berdan, dalam sebuah jamuan terbatas pernah menyampaikan, tantangan sebagai pimpinan dayah/balai sangat dilematis di jaman sekarang ini. Itu dimaksudkan untuk tamunya. Dan sambil bercanda beliau menyarankan jika ada orang atau warga yang meminta/mengundang ureueng droeneuh untuk mendirikan dayah/balai dan menetap di kampungnya, maka perjelas dulu, selain lahan untuk dayah, ada berapa luas lahan yang bisa dipakai dan dihibbahkan untuk bertani? (maksudnya sebagai modal mata pencaharian pimpinan dayah). “Bek jak theun deuek bak gampong gob,” tutup beliau sambil senyum.
Meskipun sambil bercanda, tapi penekanan beliau serius. Apalagi beliau mempertegas bahwa hibbah semacam itu untuk Tgk. bukan soal materi, bukan soal barter. Tapi kita harus logis. Dayah tidak mungkin berdiri dan berjalan dengan baik jika pimpinannya apôh-apah.
Tentu ada banyak cara lainnya untuk mengembalikan fitrah dan cara beragama dengan cara-cara yang agamis. Semoga pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan ini diberi Hidayah oleh Allah SWT untuk menemukan jalan keluar yang baik demi menjaga marwah agama dan bangsa. Ini tidak akan berhenti dengan sendirinya. Tapi harus ada upaya! (Tamat)