[dropcap]S[/dropcap]ejak wabah Covid-19 mewabah hampir semua sektor terkena imbas, lebih-lebih sektor perdagangan yang sangat berdampak dengan adanya pembatasan wilayah atau Lockdonw, membuat arus transportasi pengiriman barang dagangan terhambat.
Berdasarkan pengalaman penulis yang pernah tinggal di daerah konflik. Dahulu ketika konflik Aceh berkecamuk pembatasan atau lockdown juga terjadi. Di mana kala itu hubungan antar provinsi sempat terjadi putus, dan pembatasan jam malam, membuat masyarakat harus berdiam diri di rumah.
Pandemi Covid-19 imbasnya hampir serupa dengan masa konflik dulu. Jika masa konflik banyak warung -warung kopi di Aceh harus tutup pada pukul 18.00 WIB, dan saat pendemi seperti sekarang ini cafee dan warkop juga di batasi jam buka hingga pukul 22.00 WIB.
Kita akui masa konflik Aceh dulu daya beli masyarakat juga berkurang, sehingga perekonomian masyarakat juga menurun. Begitu juga halnya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini yang cendrung mempengaruhi daya beli masyarakat menurun.
Di sisi lain, ketika Konflik Aceh berkecamuk, hanya sektor perikanan tangkap yang dominan menyelamatkan perekonomian rakyat. Contonya sektor perikanan tangkap yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, kedati pun konflik berkecamuk namun hiruk pikuk para nelayan tangkap di Pelabuhan tersebut tetap berjalan dengan lancar. Pasokan ikan Aceh ke Medan Sumatera Utara juga berjalan, kendati pun harus melewati banyak Posko pemerikasan.
Sama halnya dengan masa Pandemi Covid-19 saat ini, sektor perikanan tangkap di pelabuhan perikanan Nusantara Idi tetap berjalan lancar. Dimana para nelayan masih leluasa melakukan aktifitas penangkapan ikan, karena di laut lepas tidak ada pembatasan, jadwal melaut atau razia yustisi untuk kapal Nelayan.
“Alhamdulillah, masa pandemi covid-19 ini tidak begitu mempengaruhi dengan aktifitas nelayan yang melakukan penangkapan ikan di laut, kendati pun hasil tangkapan menurun bukan dipengaruhi oleh adanya Covid-19, namun hal itu terjadi akibat cuaca buruk, seperti dalam beberapa pekan terakhir,” papar Pawang Ki salah seorang Nahkoda Kapal Nelayan di PPN Idi, kepada freelinenews.com, Kamis (24/06/2021).
Plt Kepala Dinas Kalautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur, Darmawan juga mengatakan, bahwa sektor perikanan tangkap adalah salah satu sektor yang kuat dan telah terorganisir dengan baik, sehingga badai pandemi covid-19 tidak berefek berat terhadap sektor tersebut.
“Di tengah pendemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat tetap membutuhkan ikan sebagai kosumsi. Jadi meski dalam kondisi apapun, ikan merupakan sebuah kebutuhan. Daya beli masyarakat masih tatap stabil. Ikan hasil tangkapan nelayan PPN Idi, bukan kosumsi lokal saja, namun pemasarannya menjangkau beberapa provinsi di Sumatera,” papar Darmawan.
Tambah Darmawan, agar sektor perikanan tangkap terus bertahan sebagai salah satu penyelamat ekonomi masyarakat di tengah pendemi, maka perlu campur tangan pemerintah sebagai fasilitator dan regulator untuk dapat memfasilitasi agar harga ikan bertahan di tangah kondisi sulit seperti sekarang ini.
“Jika hal ini dapat dilakukan Pemerintah, maka sektor perikanan tangkap adalah salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk menyelamatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,” paparnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi Ermansyah, saat dikomfirmasi terkait penerapan protokol kesehatan kepada awak nelayan atau pengguna jasa pelabuhan PPN Idi. Ia mengatakan, pihaknya selaku pengelola PPN Idi, terus melakukan upaya peningkatan Penegakan Protokol Kesehatan, baik dengan selebaran, maupun sosialisasi menggunakan pengeras suara di lokasi pelabuhan untuk mengingatkan masyarakat nelayan dan para pedagang ikan selalu menjaga protkes.
“Setiap 15 menit sekali dengan menggunakan pengeras suara, kita mengajak masyarakat nelayan dan pengguna jasa pelabuhan untuk menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak, serta mengajak masyarakat untuk memperbanyak kosumsi ikan agar memenuhi asupan protein dan nutrisi untuk memperkuat imum tubuh. Audio sosialisasi tersebut sengaja kita rekam dan kita siar setiap saat,” ujarnya. (*)