[dropcap]B[/dropcap]adai pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun ini telah mengubah tatanan ekonomi dunia, dan telah meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian rakyat disegala bidang usaha. Selain menganggu kinerja perdagangan global, wabah Covid-19 juga telah menghambat hembusan pernafasan usaha kecil masyarakat disegala sector.
Dampak ini sangat dirasakan oleh pelaku usaha kecil menengah seperti sector peternakan, dan budidaya. Seperti yang dirasakan oleh Ibnu Hasan (40) peternak kambing etowa, warga Desa Bagok Panah Sa Kecamatan, Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur.
Akibat pendemi Covid -19 yang telah berlangsung dalam waktu yang lama ini, Ibnu Hasan mulai terasa sulit mengembangkan usaha peternakan kambing yang telah digelutinya selama tujuh tahun ini. “Selama pandemi covid-19 ini, usaha peternakan kambing etowa dan kambing susu yang saya geluti ini semakin merosot,” akui Ibnu Hasan kepada freelinenews.com, Minggu (16/05/2021).
Katanya, selama pandemi ini pangsa pasar kambing dan susu menurun dratis dibandingkan sebelum pandemi. Dahulu empat bangsal kandangnya penuh terisi kambing, namun selama pendemi ini, kambing peliharaannya semakin susut, dan banyak bangsal kandang yang mulai kosong.
“Selama pendemi daya beli kambing jantan dan susu menurun dratis dibandingkan sebelumnya. Dulu sebelum pandemi permintaan anakan kambing etowa lebih banyak, dan dapat kita jual dengan harga yang bagsus, namun selama ini menurun dratis. Sehingga modal untuk pengadaan pakan juga sudah sangat menipis,” kata Ibnu Hasan.
Tambahnya, ketika modal sudah menipis, semangat berusaha juga mulai menurun. “Apapun ceritanya, saat ini dengan segala upaya saya harus bertahan. Ini adalah pekerjaan hari-hari saya, kendati pun modal saya saat ini mulai menipis, saya harus tetap bersemangat,” ketus Ibnu Hasan.
Salah satu upaya untuk memepertahankan usahanya di tengah pandemi seperti sekarang ini, Ibnu Hasan harus bekerja ektra. Ia harus mencari pakan ternak sendiri tanpa menggunakan pekerja lainnya.
Setiap hari Ibnu Hasan, dengan menggunakan sebuah becak keliling mencari rumput dan pohon rumbia untuk diolah sebagai pakan ternak. “Pagi-pagi setelah salat subuh saya harus membersihkan kandang, kemudian menjelang siang saya sendiri mencari rumput dan bahan-bahan lainnya untuk membuat pakan permentasi, semua harus saya kerjakan sendiri, beda sebelum pandemi saya bisa menggunakan satu atau dua orang pekerja,” paparnya.
Saat disinggung tetang bantuan modal selama pandemi dari pemerintah. Ibnu Hasan mengaku tidak pernah mendapat support modal dari pihak mana pun. “Saya tidak pernah mendapat support modal dari pihak lain,” ucapnya.
Sedangkan peralatan ternak, seperti wadah pembuatan pakan, mesin pengelohan pakan, semuanya hasil rakitannya sendiri. “Mesin pencecah pelepah dan batang rumbia ini saya rakit sendiri, sejak pandemi ini, agar memudahkan saya bekerja. Alhamdulillah berkat mesin ini saya bisa mengolah permentasi pakan dengan mudah dan tidak perlu banyak tenaga kerja,” kata Ibnu Hasan.
Ibnu Hasan mengaku, agar usahanya bisa berjalan maksimal, Ia membutuhkan support modal tambahan.”Jika pemerintah atau dinas terkait mau membantu modal usaha saya, Insya Allah saya mampu bertahan, kendati pun di tengah badai prahara Pandemi Covid-19 ini. Dan kita doakan semoga pandemic ini segera berakhir,” pungkas Ibnu Hasan.
Kisah Ibnu Hasan yang terus bertahan di tengah pendemi covid-19, adalah segelintir kisah dari banyaknya pelaku usaha kecil di negeri ini yang terdampak akibat pendemi di Negeri tercinta Indonesia. (*)