Badai itu pasti berlalu. Pandemi Covid-19 bukanlah penghalang untuk berusaha dan dan berkreatifitas. Kendatipun hasil usaha berimbas sedikit surut, namun semangat para pelaku kreatifitas sejatinya tetap pasang menutupi kebutuhan hidup.
Selasa, (03/11/2020) petang, ketika freelinenews.com menghampiri sebuah rumah berkontruksi kayu di Dusun Kuta Baro, Desa Gampong Jawa, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Dari kejauhan rumah tersebut hanya kelihatan biasa saja, yang tampak hanya sebatang pohon mangga manalagi yang sedang berbuah lebat. Tidak terlihat ada kesan atau pamplet yang menyatakan dirumah tersebut tersimpan karya seni kreatifitas bonsai yang mengagumkan.
Dari jauh, hanya kelihatan dua orang di bawah pohon mangga yang sedang berbincang seraya melihat kearah penulis. Ketika pintu pagar kubuka, arah pedanganku langsung terlihat sebuah lukisan bonsai terukir indah di dinding rumah tersebut.
Di perkarakangan rumah itu juga terusun rapi ratusan pot tanaman bonsai berbagai macam jenis pohon. Bonsai indah di rumah Intaufik (47) bukan bonsai yang dibeli untuk menghiasi rumahnya. Akan tetapi pot-pot bonsai di sekeliling perkarangannya itu, adalah hasil seni kreatifitas Intaufik sendiri.
Bonsai kreatifitas Intaufik dihasilkan dari berbagai jenis pohon berstruktur kayu keras yang dipungut dari daerah pesisir dan pedalaman Aceh Timur, seperti pohon beringin, pohon Jeruk kingkit, bermacam jenis picus, cemara, asam jawa, kelapa hingga bonsai endemik Aceh yaitu pohon Mingkrut- Aceh (Holy ilex crenata).
Untuk menyalurkan hobbi seni membonsai, sejak tiga lalu, Intaufik rela meninggalkan pekerjaan hari-hari sebagai toke bangku ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, dan Ia juga siap menaggalkan jabatanya sebagai aktifis penggiat LSM. Kini Intaufik penuh waktu menjadi sang perajin bonsai yang tak patah semangat meski di tengah pandemi Covid-19.