FREELINENEWS.COM | IDI – Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan –Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (PKSPL-LPPM IPB) bekerjasama dengan PT Medco E&P Malaka telah menurunkan tim survei ke Aceh Timur sejak Minggu (19/5) – Kamis (24/5) untuk melakukan analisis udara yang menimbulkan bau di kawasan lingkar tambang Blok A, Kecamatan Indra Makmur, Aceh Timur.
Tim dalam studi ini mengunakan alat pendeteksi kualitas udara yang tepat. Menurut seorang anggota Tim, Yeremiah R.Tjamin, saat ditemui Freelinennews, Selasa (22/5) petang di Desa Bandar Baru Indra Makmur, Aceh Timur. Menurutnya peralatan Impinger merupakan salah satu peralatan yang handal untuk melakukan sampling udara dengan teknik analisis seluruhnya mengacu pada metoda sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Alat ini mempunyai kehandalan dibandingkan peralatan deteksi udara portable. Alat ini mampu menangkap lima jenis gas sekaligus. Selain itu, juga dapat menditeksi pada limit 0,0 sekian ppm, sedangkan peralatan portable dengan limit di atas 1 ppm, “ jelasnya.
Dengan peralatan ini telah dilakukan uji recovery untuk memastikan reaksi antara gas yang ditangkap dengan larutan penangkap yang ada dalam botol alat pendeteksi kualitas udara yang dipakai ini berlangsung sempurna. “Flowmeter yang digunakan peralatan ini juga telah dikalibrasi oleh lembaga terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN),” jelasnya.
Tambah, Yeremiah penggunaan peralatan sampling udara manual seperti ini bukan saja digunakan untuk analisis gangguan kesehatan saja, tetapi juga kenyamanan. “Karena peralatan alat ini dapat mencium kandungan gas tertentu dengan limit mencapai 0,003 ppm,” paparnya.
Penggunaan peralatan manual seperti ini, menurut dia, lebih teliti dan akurat, karena setelah larutan sampel yang telah didapati di lapangan akan di diteliti di laboratorium. “ Ini membutuhkan waktu sehingga mendapatkan hasil setelah semua sampel di analisis di laboratorium,” pungkas Yeremiah.
Ketua Tim Peneliti, Khairuzzaman, mengatakan studi yang dilakukan pihaknya ini mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Ia menambahkan, pihaknya selain melakukan teknis analisis kadar udara dengan peralatan di lingkar tambang. “Kita juga melakukan analisis sosial, yaitu dengan menginput data bau sesuai yang dirasakan masyarakat di daerah ini,” pungkas Khairuzzaman.
Sementara itu, General Manager Medco E&P Malaka Susanto, dalam relisnya yang diterima media ini mengatakan, Tim akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali melanjutkan pengukuran kualitas udara di desa-desa sekitar area kerja PT Medco E&P Malaka di Blok A, Aceh Timur. Pada hari kedua, Selasa (21/5) ini, tim melakukan observasi ke dua titik di Desa Blang Nisam dan Bandar Baru.
“Kami berharap kegiatan observasi pada hari kedua ini berjalan lancar seperti hari pertama. Sekali lagi kami mohon kesabaran semua pihak atas proses ini,” ujar General Manager Medco E&P Malaka Susanto. (*)