FREELINENEWS.com | Aceh Timur – Wakil Sekretaris Jendral DPA- PA Aisyah Ismail, SH, mengakui bahwa hadirnya indutri hulu Minyak Bumi dan Gas (Migas) di Aceh memegang peranan penting untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menyebutkan industri hulu migas menjadi boiler yang mengubah uap energi migas menjadi pengerak perekonomian daerah ini.
“Pradigma baru Industri hulu migas bukan saja menghasilkan komoditas energi sebagai pasokan kebutuhan energi Nasional, namun industri hulu migas juga dapat berperan sebagai modal pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah,” ungkap Aisyah Ismail dalam ngobrol bareng sambil ngopi di salah satu Caffe Shop di Kota Idi, Minggu (04/07/2021) siang.
Katanya, babak baru investasi Migas di Aceh perlu mendapat sambutan hangat seluruh eleman masyarakat Aceh, karena setiap K3S masuk melakukan eksploitasi dan eksplorasi akan memberi dampak langsung dan tidak langsung terhadap kesejehateraan rakyat.
“Ketika sebuah K3S migas mulai melakukan kegiatan di sebuah daerah, dampak pertama yang dirasakan masyarakat, seperti terjadinya pembebasan lahan. Dimana awalnya lahan tersebut tidak beharga menjadi lahan yang bernilai tinggi. Contohnya hadirnya investasi Blok A Medco E&P Malaka, pada tahap awal telah melakukan pembesasan lahan, masyarakat di area pembebasan telah mendapatkan keuntungan besar,” paparnya.
Kemudian sambung Aisyah, terbukanya lapangan kerja masyarakat.”Ketika awal pembangunan Central Prosesing Plant (CPP), terbukanya ribuan lowongan kerja disejumlah perusahaan Sub. Kalau di Medco dulu ada JGC yang menampung ribuan tenaga kerja,” jelas Aisyah.
Mantan DPR Aceh itu, juga tidak menafikan dengan hadirnya K3S juga memberi dampak terhadap pembangunan daerah. “Kita apresisasi kepada PT. Medco, E&P Malaka, pertama hadir telah membangun sebuah Rumah Sakit Umum di Aceh Timur, ini menurut saya luar biasa yang tidak dilakukan K3S lainnya di Aceh sebelumnya,”paparnya.
Selain itu, dampak peningkatan ekonomi secara tidak langsung juga terjadi, seperti peningkatan daya beli masyarakat yang lebih meningkat. “Dahulu Idi Rayeuk merupakan sebuah ibu kota kecamatan yang tertinggal. Seiring hadirnya Investasi besar, maka Idi Rayeuk yang kini telah menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Timur terus berbenah dengan hadirnya investasi perhotelan, bertambahnya jumlah wisma, ini secara tidak langsung pengusaha perhotelan juga bersemangat membangun investasi dengan harapan ada pekerja perusahaan Migas yang akan menjadi pelanggannya,” ketus Aisyah Ismail.
Mantan Karyawan PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) tersebut, menambahkan, kehadiran industri vital seperti migas, juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial warga lingkar perusahaan dengan penyaluran dan pemberdayaan lewat dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Untuk itu, Ia mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk menjaga investasi industri hulu migas di Aceh, seperti Blok A (Medco E&P Malaka), Blok Andaman (Repsol) dan Blok Aceh Utara (Jaratek), dan rencana pembukaan Blok Arakundo dan Blok Meuligoe.
“Masyarakat dan stecholder di Aceh pada umumnya untuk dapat memberikan kenyaman investasi hulu migas di Aceh dengan memperkecil resiko. Karena semakin ramai hadirnya investasi hulu migas, maka semakin besar pendapatan daerah melalui DBH Migas,” demikian pungkas Wakil Sekjen DPA-PA Aisyah Ismail,SH. (*)