Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat di abad ini membuat segala jenis media massa merambah ke seluruh lapisan masyarakat. Kecanggihan teknologi dewasa ini telah membuat masyarakat ketagihan untuk memanfaatkan media digital sebagai sarana komunikasi dan untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dan akurat.
Peran media digital dewasa ini akan memberi dampak para perubahan prilaku sosial, budaya, politik, kesehatan dan gaya hidup masyarakat. Media digital dewasa ini dapat memainkan peran sentral dalam menginformasikan publik tentang apa saja peristiwa yang terjadi di belahan dunia, terutama di area di mana khalayak tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman langsung.
Berikut ini freelinenews.com berhasil mewawancarai salah seorang pemerhati media Aceh dan penulis buku, beliau adalah Boy Abdaz. Saat ini beliau berdomisili di Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur.
Bagaimana Menurut Anda tentang peran media dalam kontruksi kepercayaan dan sikap publik serta hubungannya dengan perubahan prilaku ?
Media harus memperkuat fungsinya sebagai social control. Media merupakan sarana paling efektif untuk mempengaruhi publik. Media dalam sekejap dapat menyampaikan informasi secara luas. Pemberitaan positif media akan mengkontruksi pemikiran publik dan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap suatu persoalan.
Apa yang harus dilakukan seorang jurnalis dan media agar mendapat kepercayaan masyarakat ?
Ini yang perlu kita garis bawahi dan kita sayangkan, di era keterbukaan informasi saat ini dan persaingan media yang sangat ketat, keseringan kita dapat informasi mentah dan besoknya ada berita lain yang mengcounter berita sebelumnya. Lalu masyarakat bingung, mana yang benar. Ujung-ujungnya kepercayaan masyarakat terhadap media menurun. Akibatnya informasi yang disampaikan tidak diterima maksimal.
Misalnya, di masa pandemi ini masyarakat dituntut untuk mengubah prilaku dalam banyak hal, #PakaiMasker, #CuciTangan, #JagaJarak dan sebagainya. Lalu datang informasi yang menyatakan bahwa virus corona itu hanya konspirasi global yang tidak perlu ditakuti.
Nah, disini sebenarnya pertaruhan media (media pers vs sosial media) menjadi genting. Jurnalis sebagai pelaku media harus mampu menunjukkan bukti-bukti bahwa itu memang pandemi yang bisa mengakibatkan kematian.
Menurut Anda, apakah pemeberitaan media dapat beroperasi maksimal tentang kemungkinan perubahan prilaku masyarakat untuk kepatuhan protokol covid-19 ?
Ya itu tadi, perkuat informasi yang benar, yakinkan kepada publik bahwa ini pandemi yang di alami seluruh penjuru dunia. Dan untuk antisipasi terpapar, ya kita harus mengubah prilaku, gaya hidup menuju new normal yaitu mematuhi protokol kesehatan. Dan yang paling penting sebenarnya bagaimana media dapat mendorong agar masyarakat membangun kesadaran sendiri secara bersama-sama dalam masyarakat. Sehingga, jika ada yang melanggar dia akan mengalami efek sosial tanpa sanksi tapi membebaninya secara mental.
Redaksi : Kita melihat dampak liputan media di berbagai bidang, seperti peliputan di pandemi, perubahan iklim, dan pembangunan ekonomi. Temuan di seluruh wilayah ini menunjukkan cara media membentuk debat publik dalam hal menetapkan agenda dan memfokuskan minat publik pada subjek tertentu.
Bagaimana menurut Anda : Jurnalis sebagai Agen Perubahan dalam penegakan protokol kesehatan, sedangkan seorang jurnalis terkadang hanya sedikit memahami sifat sains dan teknologi, dan seorang jurnalis hanya lebih tertarik pada sensasionalisme daripada kebenaran ilmiah?
Ini persoalan utama kita. Jurnalis kita, kalau boleh jujur, kebanyakan wartawan dulu baru belajar. Sehingga profesionalisme dalam pemberitaan itu kadang-kadang terlewatkan. Apalagi ada jurnalis yang orientasinya dapat berita saja agar bisa tayang. Mau copy paste atau main comot yang penting bisa masuk ke meja redaksi. Nah kalau redaksi juga lemah, maka berita tersebut tidak mempunyai subuah kekuatan.
Menurut saya jurnalis itu harus selalu upgrade kemampuan dan mempunyai banyak refenrensi. Bayangkan misal ada satu persoalan yang agak rumit, tapi wartawannya tidak mau pelajari dan langsung nulis berita padahal dia sendiri tidak paham tentang salah benarnya, maka bisa-bisa yang muncul adalah pemberitaan yang salah atau keliru. Jurnalis harus berpegang kepada kebenaran ilmiah karena bisa dipertangungjawabkan.
Apa yang harus dipahami seorang jurnalis, sehingga hasil karya seorang jurnalis mampu mengubah prilaku masyarakat di tengah pendemi seperti sekarang ini :
Jurnalis dengan medianya dapat melakukan banyak hal. Ketika menulis tentang pandemi covid-19 misalnya, karyanya harus kuat. Memberi pemahaman yang detil dan benar apa itu virus corona, lalu apa bahayanya bagi manusia. Nah, kalau itu sudah dipahami dengan benar, maka akan mudah mengajak masyarakat untuk proteksi diri, karena disadari itu memang penting.
Protokol kesehatan yang digagas pemerintah itu adalah bagian dari upaya menyelamatkan warganya dari pandemi ini. Karena itu masyarakat harus patuh. Bahwa jika seseorang terpapar, Ia berpotensi menyebarkan virus itu ke orang lain, ke keluarganya dan lain-lain. Jika penyampaiannya bagus dan akurat, maka masyarakat akan mudah patuh pada Protokol Kesehatan itu sendiri.
Tapi tantangannya adalah, jurnalis harus update informasi, harus banyak membaca agar apa yang disampaikan bermutu. Jadi jangan hanya buat judul sensasional tapi isi tulisannya hancur.
Memang berat tantangan itu, tapi kalau sudah biasa itu akan terbawa sendiri. Atau biasanya orang-orang tertentu punya trik untuk mempermudah penguasaan isu dengan menjelajahi mesin pencari dan menggunakan keyword yang spesifik. Jadi tidak harus baca semua buku, referensi dan segala macamnya. Yang terpenting mau mempelajarinya.
Pemahaman yang bagus seorang jurnalis akan membantu banyak orang untuk memahami sebuah isu. Dengan begitu akan mudah membentuk mindset baru, lalu kemudian akan diikuti pada perubahan prilaku. Mengubah prilaku itu tidak mudah, jurnalis harus benar-benar jeli dan peka pada setiap keadaan.
Apa harapan Anda, sehingga peran media benar-benar menjadi agen ubah laku masyarakat dalam segala hal ?
Harapan kita semua, teman-teman yang sudah mengantongi identitas sebagai jurnalis supaya saling sharing dan memperbanyak diskusi agar penguasaan informasi itu merata. Pelajari setiap isu baru dengan cermat. Kita akui itu berat, tapi itu tuntutan profesi. Jurnalis layaknya dituntut bisa menguasai semua hal, sementara kita mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Secara pelan, jika ada kemauan untuk upgrade, mudah-mudahan ada jalan.
Redaksi :Jadikan diri Anda sebagai the power of media seperti kata Najwa Shihab, untuk merubah prilaku masyarakat ditengah pendemi Covid -19 seperti yang kita alami saat ini.
Catatan: Wawancara dengan Boy Abdaz ini merupakan rangkaian tulisan untuk memenuhi edisi khusus Ubah Laku Jurnalis yang diselengaran oleh Dewan Pers kepada seluruh Jurnalis nusantara ini. Semoga saja tulisan singkat dari daerah dapat kita jadikan sebagai tolak ukur kita sebagai jurnalis untuk menjadi agen ubah laku di tengah Pandemi Covid-19.