FREELINENEWS.COM – Imum Mukim Kuta Bagok, Isfanni alias Waled Ni, mengaku selama dirinya menjabat sebagai Imum Mukim Kuta Bagok sejak sepekan terakhir, banyak menerima keluhan warga tentang macetnya suplay air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Peusada Aceh Timur, khusunya wilayah Bagok.
“Banyak warga yang mengaku kecewa kepada kita, kondisi suplay air PDAM yang sudah lama macet di daerah ini, yang paling parah dirasakan oleh masyarakat Desa Matang Seuleumak, dan desa-desa janggkaun PDAM lainnya telah berbulan-bulan masyarakat pelanggan di sana tidak mendapatkan suplay air bersih,” kata Imum Mukim Kuta Bagok, kepada Freelinenews, Minggu (3/3) siang.
Waled Ni mengharapkan kepada Pemerintah Aceh Timur, Wakil Rakyat Aceh Timur, untuk segera mengevaluasi dan turun tangan untuk mengatasi krisis air bersih dari PDAM Aceh Timur, “Jangan biarkan pelanggan atau masyarakat merugi. Meski PDAM tidak suplay air, namun biaya administrasi (Beban), palanggan wajib membayarnya setiap bulan,” kata Waled Ni.
BACA : Arus Selat Malaka Kencang Nelayan Kecil di Aceh Timur Merugi
Sementara itu, seorang pelanggan PDAM di Desa Teupin Pukat, Ilyas (47) mengaku sangat kecewa suplay air yang sering macet, padahal dirinya tidak pernah menunggak pembayaran rekning air PDAM setiap bulannya.
“Aneh, pada tanggal 20 Februari lalu, saya sangat terkejut saat membayar rekning air mencapai Rp 40.000. Biasanya saya bayar beban saja hanya Rp8000 atau R10.000 saja, ini kok meningkat. Lalu saya pertanyakan kepada petugas loket PDAM Bagok, kenapa air tidak keluar rekningnya mahal?, kata petugas loket, tarifnya sudah naik Pak,” pungkas Ilyas. (*)