Menurut Prayetno pula, Paparan bau tersebut muncul antara pukul 10.00 pagi hingga pukul 15.00 petang. “Malam hari seperti sekarang ini, baunya tidak ada,” kata Prayetno.
Hal senada juga dikatakan oleh Andi, Ia mengaku selama beberapa hari belakang bau menyengat tidak tercium lagi. “Sebelumnya, di desa kami ini bau terasa sangat kentara,” ujar Andi.
Kepada freelinenews dia menegaskan, jika benar bau tersebut berasal dari CPP Blok A, maka Ia berharap kedepan dan seterusnya agar bau busuk tersebut tidak muncul kembali.
“Dari dulu kami warga di sini sudah sering mencium bau getah, yang diangkut oleh mobil truk. Namun sekarang kami mencium bau yang lebih menusuk daripada bau getah,” ketus Andi.
Andi mengkhawatirkan bau tersebut dapat menimbulkan penyakit di dimasa akan datang. Untuk itu Andi berharap pemerintah dapat mencari solusi agar bau tersebut tidak timbul lagi.
“Jujur saja, kami tidak mengharapkan dapat bekerja di perusahan migas yang ada di daerah kami, karna kami tidak mempunyai skill untuk bekerja di sana. Namun kami sangat mengharapkan bau yang selama ini telah mengusik ketenangan kami tidak lagi kami rasakan lagi,” pungkas Andi, kepada freelinenews.
Sementara itu, pihak perusahaan operasi Blok A dalam hal ini PT. Medco E&P Malaka, mengatakan bahwa pihaknya akan mendatangkan tim akademisi dan peneliti hari perhari Minggu (19 Mei 2019) untuk melakukan observasi sumber bau di sekitar wilayah operasi Blok A, Aceh Timur. Pelaksanaan penelitian independen yang tediri dari tim akademisi IPB tersebut tentunya akan dikoordinasikan dengan para pihak pemangku kepentingan.
Baca Halaman selanjutnya……………….