Kematian Orangutan di Kawasan TNGL Belum Temui Titik Terang
FREELINENEWS.COM | GAYO LUES – Hingga saat ini kematian Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Desa Putri Betung, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh masih belum menemui titik terang.
Kepala Balai Besar TNGL, Ruswanto dalam keterangannya, beberapa waktu lalu, mengatakan satwa dilindungi berjenis kelamin jatan itu, ditemukan petugas Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dalam kondisi tidak bernyawa pada Sabtu (23/7/2022).
Sambungnya, di tubuh Oranghutan diperkirakan beratnya 50 Kg itu terdapat delapan bekas luka dengan. Diduga kuat, mati akibat gigitan anjing.
“Ada bekas luka ditubuhnya, 5 di bahu kanan dan 3 di bahu kiri. Dari bekas luka tersebut, diduga penyabab kematiannya akibat traumatic gigitan hewan bertaring (anjing) sehingga menyebabkan pendarahan dan infeksi,” ujar Ruswanto.
Ia menambahkan tim yang saat itu sedang berpatroli menemukan serpihan rambut orangutan pada jarak sekitar 300 meter dari lokasi temuan jasad Orangutan dan masuk dalam area Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK) Aih Gumpang.
“Melihat beberapa kejadian atau pelanggaran di lokasi kerjasama kemitraan konservasi, kami akan segera menggelar evaluasi terhadap KTHK yang terlibat program kemitraan konservasi lingkup TNGL,”pungkasnya.
Sementara itu Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Blangkejeren Ali Sadikin saat dikonfirmasi akhir Desember 2022 lalu mengatakan kasus tersebut saat ini sedang ditangani oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) Wilayah Sumatera.
“Setelah kejadian, kita hanya melaporkan kejadian tersebut dan selanjutnya dilakukan proses penyelidikan oleh Balai Gakkum,” katanya.
Ali Sadikin menjelaskan, lokasi penemuan Orangutan tersebut berada di dalam kawasan Taman Nasional. Kawasan yang dulunya dirambah, diizinkan untuk dikelola oleh petani binaan dan ditanami bermacam jenis pohon dengan harapan bisa memperbaiki tutupan hutan.
“Populasi Orangutan di kawasan itu memang cukup banyak,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Balai Gakkum KLHK Sumatera, Subhan melalui Kasi Gakkum 1 Sumatera H. Ginting mengatakan, berdasarkan pengumpulan data dan informasi (Puldasi) disimpulkan bahwa kematian Orangutan tersebut akibat digigit anjing.
Balai Gakkum KLHK sampai sekrang belum mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik), sehingga penyidikan belum dilakukan.[sumber Zam FJL]