Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Tapi dalam pandangan Islam meminta-minta merupakan suatu perkerjaan yang terlarang. Ada banyak dalil yang membahas tentang peminta-minta.
Bahkan al-Khauli mengatakan ia kafir (kufur) terhadap nikmat Allah, jika si pengemis itu sebenarnya mampu mencari nafkah tetapi dia lebih memilih untuk menjadi pengemis. Dia tidak mau mensyukuri nikmat anggota tubuh yang dikaruniakan Allah, demikian termaktub dalam al-Adab an-Nabawi.
Meskipun demikian, ada kelonggaran pada kondisi yang sangat tertentu, sebagaimana dialami seorang sahabat, Qabishah bin Mukhariq Al Hilal. Ada tiga syarat yang diberikan kepadanya oleh Rasul SAW ketika ia tidak mampu lagi menunaikan nafkahnya karena beban hidup yang melandanya.
“Hai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta itu tidak boleh, kecuali bagi salah satu dari tiga golongan; Pertama, orang yang memikul beban tanggungan yang berat di luar kemampuannya. Maka, dia boleh meminta-minta sampai sekadar cukup, lalu berhenti. Kedua, orang yang tertimpa musibah yang menghabiskan seluruh hartanya. Maka, dia boleh meminta sampai dia mendapatkan sekadar kebutuhan hidupnya. Ketiga, orang yang tertimpa kemiskinan sehingga tiga orang yang sehat pikirannya dari kaumnya menganggapnya benar-benar sangat miskin. Maka, dia boleh meminta sampai dia mendapatkan sekadar kebutuhan hidupnya. Sedangkan selain dari ketiga golongan tersebut hai Qabishah maka meminta-minta itu haram, hasilnya bila dimakan juga haram.” (HR Muslim).
Imam Ahmad dalam Musnad-nya menerangkan sebuah hadits; “Barangsiapa yang meminta-minta padahal ia tidak fakir, maka seakan-akan ia memakan bara api.” Dan pada hadits lain yang diriwayatkan Muslim juga memuat ancaman serupa; “Barangsiapa meminta-minta kepada orang lain dengan tujuan untuk meperbanyak kekayaannya, sesungguhnya ia telah meminta bara api; terserah kepadanya, apakah ia akan mengumpulkan sedikit atau memperbanyaknya.
Dalil-dalil di atas sejatinya bukan tidak dipahami, tapi saat ini kita mengalami gejala sosial yang kronis. Sales Pahala hampir saja (atau mungkin sudah) menjadi trend baru untuk mempercepat pencapaian target secara finansial. Suatu kesalahan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebiasaan dan kemudian diikuti oleh banyak orang, lalu menjadi justifikasi bagi pendatang baru untuk melakukan hal yang sama.
Padahal, dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah SAW bersabda; “Siapa yang memberikan jaminan kepada-Ku bahwa dia tidak akan meminta sesuatu kepada orang lain. Maka, Aku juga menjamin untuknya surga.” (HR Abu Daud dan Hakim). Bersambung Sales Pahala Bagian 6….