FREELINENEWS.COM – Kehadiran invetasi hulu migas Blok A yang berlokasi di Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, telah memunculkan dampak terhadap sisi perekonomian, pembangunan sumber daya manusia dan peningkatan kondisi infrastruktur di wilayah sekitar operasi Blok A.
Sumber daya minyak dan gas bumi (migas) di Aceh Timur sudah dieksploitasi lebih dari 130 tahun, berawal dari ditemukannya sumur minyak bumi pertama di Kecamatan Ranto Peureulak oleh perusahaan minyak dari Negara Balanda.
Miliaran barel migas telah mengalir dari perut bumi Nurul Akla ini yang menjadi sumber pendapatan bagi Negara Republik Indonesia, dan ini juga sebagai salah satu motor penggerak perekonomian masyarakat Aceh Timur sejak tempo dulu hingga saat ini.
Kendatipun eksplorasi dan eksploitasi hulu migas telah berjalan sekian lama di tanah Kerajaan Islam Pertama di Aceh ini, Namun, potret umum yang terjadi di wilayah penghasil migas masih sangat jauh dari harapan. Tingginya angka kemiskinan, rendahnya indeks pembangunan manusia, serta minimnya pembangunan infrastruktur masih menjadi masalah utama di sekitar wilayah kerja hulu migas.
Pasca konflik Aceh DBH migas di Provinsi Aceh hingga tahun 2020 cendrung menurun. Akan tetapi dengan hadirnya investasi hulu migas Blok A Aceh Timur, PT. Medco E&P Malaka telah memberi dampak peningkatan terhadap lajunya pembanguna perekonomian Aceh dan Kabupaten Aceh Timur.
Proyek Blok A, sejak tahun 2012 telah melakukan pembebesan lahan untuk lokasi pengembangan pembangunan lokasi. Kala itu banyak masyarakat yang mendapat bayaran terhadap pembebasan tanah baik untuk lokasi pembangunan kilang atau CPP maupun untuk sarana pipa dan jalan.
Selanjutya kontraktor Migas Blok A PT. Medco E&P Malaka, sebelum memulai pembangunan proyek di Aceh Timur, ketika Aceh Timur di bawah kepimpinan Bupati Muslim Hasballah hingga masa kepimpinan Bupati H. Hasballah H. M. Thaib (Rocky) telah membangun satu unit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di kawasan Kecamatan Idi Timur yang menelan anggaran mencapai puluhan miliar rupiah.
Selain itu, hadirnya investasi hulu migas daerah ini juga memberi dampak signifikan terhadap terbukanya lapangan kerja masyarakat. Ingat penulis, ketika Blok A Aceh Timur mulai menggerakan pembangunan lokasi Central Prosecesing Plant (CPP) atau pabrik pengolahan gas di Desa Blang Nisam, sejak tahun 2013. Perusahaan dan sub contractor kala itu telah menampug ribua tenaga kerja lokal.
Kala itu PT. Medco E&P Malaka selain mempercayakan perusahan besar dari luar daerah untuk membangun CPP, seperti JEC, Medco E&P Malaka juga peduli terhadap perusahaan lokal seperti PT. Meuligoe yang memperkerjakan tenaga kerja lokal bidang kontruksi pembangunan CPP dan infrastruktur lainnya.
Nyatanya, kehadiran investasi hulu migas Blok A, pasca konflik Aceh dengan segala kegiatanya telah memberi dampak positif terhadap peningkatan ekonomi daerah sejak sebelum operasi. Nah apakah Investasi Blok A setelah beroperasi sejak tahun 2018 hingga saat ini masihkah memberi dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar ?. (Bersambung).
Baca selanjutnya : Dampak Kehadiran Blok A Migas Aceh Timur Pasca Konflik Aceh (PART 2).