FREELINENEWS.COM – Pertanian organik bukanlah metode pertanian baru. Namun cara bertani dengan metode tersebut telah dilakukan oleh leluhur kita sejak tempo dulu.
Hal itu dikatakan Ilyas Politisi Partai SIRA pada acara sosialisasi Pertanian Organik di Desa Teupin Pukat Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, bersama Rakan Pak Tani, Rabu (4/4) sore.
Menurut Ilyas, di abad melenial ini petani mulai menggunakan kembali metode pertanian organik untuk kesehatan dan seiring pangsa pasar komoditi pertanian organik yang mempunyai nilai ekonomis, dibandingkan dengan produk pertanian konvisional.
BACA JUGA : Konsep Pak Tani : Produksi Pupuk Organik Peluang Usaha IRT
“Selama ini kita dapat membaca diberbagai situs pertanian, bahwa harga komoditi pertanian organik sangat tinggi, bahkan komoditi pertanian organik akrab digunakan untuk bahan pembuatan makanan sehat atau suplemen makan,” papar Ilyas yang juga Caleg DPRK Partai SIRA dari Dapil Aceh Timur 5.
Lanjut Ilyas, pertanian organik merupakan salah satu solusi metode pertanian murah dan ramah lingkungan, serta dapat dijadikan pertanian berkelanjutan.
Agar masyarakat desanya dapat mengetahui tatacara pertanian organik, maka Ia mengundang Zulfan alias Pak Tani untuk mengajari para petani di desanya.
Pada acara sosialisasi tersebut Zulfan alias Pak Tani mengatakan, bahwa penggunaan pupuk kimia berlebihan pada pertanian, selain memboroskan biaya produksi, juga dapat menurunkan kualitas tanah dan dapat membunuh mikroorgnisme penyubur tanaman pada tanah.
“Penggunaan pupuk kimia pada pertanian bukan hal yang dilarang, akan tetapi kita harus mempunyai ukuran yang sesuai. Jika kita mengunakan metode organik, kita tidak bicara lagi pupuk kimia,” kata Pak Tani kepada Para Petani Gampong Teupin Pukat.
BACA JUGA : Pak Tani Gandeng Pengusaha Muda Salur Bibit Kurma ke Dayah
Lanjutnya, pertanian organik bukan saja tidak menggunakan pupuk kimiawi, namun untuk mencegah hama pada tanaman, Pak Tani juga mengajarkan masyarakat membuat pengusir hama atau pestisida dari bahan organik juga.
“Kita berdosa jika membinasakan makhluk lainnya. Untuk itu kita harus membuat pestisida organik dengan bahan-bahan yang ada disekitar kita untuk mengusir dan mencegah hama tanaman,” jelas Pak Tani.
Dalam meterinya, Pak Tani juga mengajak para petani untuk dapat berkomunikasi dengan alam, atau berkomunikasi dengan tanaman yang ditanamnya.
“Lihat orang tua kita tempo dulu, yang kerab mengunjungi sawahnya terkadang sering menyemangati padinya dengan memegang batang padi, seraya mengucapkan kata Kruuseumangat, “ ujar Pak Tani.
Pada kesempatan itu, Pak Tani juga mengatakan dirinya tidak akan mundur dan akan terus melakukan kampanye pertanian organik kepada seluruh masyarakat dalam wilayah Aceh Timur.
“Upaya ini kita lakukan agar metode pertanian di Aceh Timur, murah, dan ramah lingkungan serta sehat. Harapan kita dengan pertanian organik Aceh Timur kedepan mempunyai komoditi pertanian organik yang bernilai ekonomis tinggi dan berdaya saing untuk pasar Nasional dan Internasional,” pungkas Pak Tani. (*)