ACEH – Deputi Perencanaan BPMA, Muhammad Mulyawan mengatakan, pengembangan lapangan Alur Siwah yang dilakukan KKKS PT. Medco E&P Malaka untuk mempertahankan produksi akibat penurunan alami produksi pada lapangan tersebut.
Hal itu dikatakan, Deputi Perencanaan BPMA saat menjawab komfirmasi freelinenews.com, pada Rabu (29/09/2021) melalui plt Deputi Dukungan Bisnis, Afrul Wahyuni.
Kata Muhammad Mulyawan, lapangan Alur Siwah sudah dikembangkan pada tahap pertama dan telah mulai berproduksi sejak Q3 2018 hingga saat ini. Sehingga sesuai dengan strategi pengembangan lapangan yang tertuang dalam Plan of Development (POD), dibutuhkan penambahan sumur untuk menjaga laju produksi yang optimum dan untuk memenuhi komitmen Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang telah disepakati dengan pembeli.
Untuk tahap kedua, saat ini sudah diproses pengajuan pembebasan lahan. Selanjutnya, pada tahun 2022 direncanakan akan dilakukan pembuatan lokasi (site preparation) untuk lokasi pemboran serta proses pengajuan FEED untuk fasilitas produksi yang kemungkinan besar akan di Tie-In dengan existing facilities yang telah dibangun pada tahun 2018.
“Insya Allah, diharapkan segala proses sudah terkoneksi dengan produksi yang ada pada Q1 tahun 2024 nanti,” papar Muhammad Mulyawan
Tambahnya, untuk pengembangan tahap kedua ini adalah untuk mempertahankan laju produksi pada level 72-74 MMSCFD dengan pengeboran tambahan sumur pengembangan sejumlah 3 sumur di lapangan tersebut. “Nilai investasi yang akan digelontorkan Medco untuk kegiatan ini adalah sebesar USD 76,8 Juta,” sebutnya.
Sambungnya, pengembangan sumur Alur Siwah tahap dua sangat beralasan, selain untuk mempertahankan produksi yang turun secara alami dan menjaga komitmen PJBG dengan pembeli sehingga pendapatan pemerintah dari hasil produksi sumur ini dapat dipertahankan. Selain itu kegiatan ini menjadi sangat strategis. “Karena produksi gas dari lapangan ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk di Aceh sehingga memberikan multiplier efek yang jauh lebih besar,”paparnya.
Selain lapangan Alur Siwah, BPMA bersama KKKS, baik yang mengoperasikan Blok A maupun Blok B memiliki rencana mengembangkan beberapa lapangan di Cekungan North Sumatera Basin diantaranya Alur Rambong, Drasip, Matang Peureulak, Kuala Langsa, Cunda, Rayeu dan Arun Overburden.
“Namun, semua itu butuh kajian yang lebih komprehensif baik dari sisi ekonomis maupun teknis. Lapangan-lapangan seperti Cunda, Rayeu maupun Arun Overburden merupakan lapangan yang sudah discovery, namun belum dikembangkan pada saat itu, “ kata Muyawan.
Pada tahun ini, BPMA juga meminta PT Pema Global Energi (PGE) sebagai operator Blok B melakukan persiapan seismik 3D pada lapangan tersebut untuk mendapatkan data permukaan bawah tanah yang lebih baik. Akuisisi seismik 3D tersebut direncanakan akan dilakukan pada awal tahun 2022.
Setelah itu , data kemudian diproses dan diinterpretasi. Dari hasil kajian terhadap seismik 3D tersebut barulah ditentukan titik pengeboran untuk melakukan appraisal dan pengembangan terhadap lapangan tersebut.[]