Aceh Timur- Kekayaan Migas di Bumi Serambi Mekkah ini ikut dinikmati para petani di lingkar tambang yang dikelola oleh PT. Medco E&P Malaka. Perusahaan Migas Nasional itu ikut memberdayakan masyarakat sekitar daerah operasi agar berdaya secara ekonomi dan sosial.
Perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dapat mengerakkan kegiatan pemberdayaan pertanian organik, budidaya ikan lele, perkebunan buah, budidaya jamur tiram dan juga bantuan untuk dayah-dayah serta masjid-masjid dilingkar tambang.
Seperti pantaun freelinenews.com, Jumat (25/06/2022) petang, Perusahaan pengelola Blok A Migas Aceh itu, kini juga melakukan pembinaan kepada petani budidaya jamur tiram, layaknya dilakukan oleh Tgk Muhammad Nur, Warga Dusun Alue Rayeuk, Gampong Teupin Raya, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur.
“Kendati pun selama ini saya sudah mempunyai ilmu tentang budidaya jamur tiram. Allahamdulillah, selama ini pihak PT. Medco E&P Makaka juga sering datang membina atau memberi ilmu tambahan tentang budidaya jamur tiram yang saya usahakan selama ini,” ujar Tgk Muhammad Nur.
Ia menambahkan, saat ini telah tersedia dua kumbung jamur, satu unit kumbung produksi dan satu unit lagi kumbung permentasi, dengan jumlah baglog jamur tiram sebanyak 2500 unit. “Rencananya saya akan melakukan budidaya mencapai 20000 baglog, karena keterbatasan kumbung maka saat ini saya mencoba dulu sekitar 2500 baglog yang saya buat sendiri,” ujar Tgk Muhammad Nur.
Lanjut Tgk M. Nur, bidaya jamur tiram mempunyai prospek yang bagus untuk masa akan datang. Budidaya ini menjadi salah satu mata pencariannya dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, apalagi pasaca pendemi seperi sekarang ini, semua kebutuhan pokok mahal.
“Saat ini saya baru panen rutin hanya 500 baglog dengan jumlah panen 2-3 Kg/hari dengan harga jual Rp40 ribu/kg,” sebutnya.
Tgk Muhammad Nur, sangat mengharapkan pihak perusahaan untuk dapat membantu 1 atau 2 unit kumbung dengan kapasitas 5000 baglog untuk pengembangan usahanya.
“Kita mengucapkan terima kasih kepada pihak perusahaan yang telah mengirim tim fasilitator untuk membina kegiatan budidaya saya. Tapi alangkah indahnya, jika kedepan pihak perusahaan juga dapat membantu sarana pengembangan usaha budidaya, seperti kumbung jamur dalam kapasitas 5000 baglog,” demikian Tgk Muhammad Nur. []