FREELINENEWS.COM – Rumah Baca Saleum Cahaya (RBSC) menggelar kegiataan bedah buku Novel ‘PAYA NIE’ karya ASN Aceh Timur Ida Fitri, di Dubai Kopi Idi Rayeuk, Jumat (27/09/2024) petang.
Kegiatan bedah buku tersebut dihadiri penulis Novel Paya Nie Ida Fitri, Satrawan Indonesia asal Aceh Azhari Aiyub dan Kepala Dinas Perpustakaan Aceh Timur Drh Mahdi serta ketua dan anggota Komunitas Taman Baca dalam wilayah Aceh Timur.
Ketua Panitia Pelaksana bedah buku Paya Nie, Ita Khairani dalam sambutanya mengatakan, pada awalnya kegiatan bedah buku ini direncanakan dengan anggaran patungan. “Alhamdulillah kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Badan Bahasa,” ucap Ita Khairani.
Ita Khairani menyampaikan, bahwa kegiatan bedah buku novel Paya Nie ini menjadi motivasi gemar membaca bagi masyarakat Aceh Timur khususnya dan Aceh pada umumnya.
Pada kesempatan itu, Ita Khairani juga menjelaskan bahwa Rumah Baca Saleum Cahaya awalnya pada tahun 2017 adalah sebuah taman baca ceria. Kemudian pada tahun 2022 berganti nama menjadi Rumah Baca Saleum Cahaya.
“Alhamdulillah Rumah Baca Saleum Cahaya terus meningkatkan perannya memotivasi masyarakat Aceh Timur gemar membaca,” papar Ita Khairani.
Lanjutnya, Rumah Baca Saleum Cahaya pada tahun ini (2024) mendapatkan 1000 buku dan satu rak buku dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas).
“Kita mengucapkan terima kasih kepada Dinas Perpustakaan Aceh Timur dan semua pihak yang terus mendukung kegiatan Rumah Baca Saleum Cahaya. Sehingga budaya gemar membaca tubuh pesat dikalangan masyarakat Aceh Timur,” demikian Ita Khairani.
Sastrawan Indonesia asal Aceh Azhari Aiyub, dalam sambutanya mengajak semua pihak untuk mendukung Taman Baca Masyarakat(TBM) karena ini perintah undang-undang di Negara ini.
“Membaca adalah hal yang basic yang harus mendapat dukungan semua pihak,”ucap Azhari.
Azhari Aiyub menyampaikan apresiasi kepada Ida Fitri penulis Novel Paya Nie. Kata Azahari, Novel Paya Nie karya seorang perempuan Aceh ini mempunyai nilai lebih, karena perempuan biasanya mengurus rumah tangga.
“Saya bangga dengan Ida Fitri, selain kesibukannya bekerja sebagai ASN Aceh Timur, Ia juga punya waktu untuk menulis sebuah buku yang komplit meceritakan tentang ketangguhan perempuan Aceh,” ucap Azhari Aiyub.
Azhari Aiyub menambahkan, Ida bisa mengambarkan dalam novel Paya Nie tentang perjuangan perempuan Aceh ditengah dua konflik, yang pertama konflik perempuan dalam rumah tangganya dan konflik Aceh antara TNI dan GAM.
“Saya terkesan, Ida mampu mengambarkan dengan hayalan tentang terjebaknya perempuan Aceh di Paya Nie saat meletusnya kontak senjata antara pihak yang bertikai pada konflik Aceh dulu.
Novel ini juga mengangkat bagaimana perjuangan perempuan Aceh dalam meningkatkan ekonomi rumah tangganya, termasuk kesehatan rumah tangga dalam pemenuhan gizi anak dimasa konflik dulu. Novel ini juga berhasil meraih juara III di Sayembara Novel Indonesia,” papar pria keliharan Banda Aceh 1981 itu.
Penulis Novel Paya Nie Ida Fitri dalam sambutanya mengatakan, Novel Paya Nie berlatar belakang kisah empat perempuan Aceh disebuah paya (rawa) yang mengalami ragam konflik kehidupan pada masa konflik Aceh.
Novel Paya Nie mengangkat semangat ketanguhan empat perempuan di Paya Nie dalam mengangkat taraf hidup keluarganya ditengah konflik Aceh berkecamuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Aceh Timur Drh. Mahdi dalam sambutanya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Rumah Baca Saleum Cahaya yang telah menggagas kegiatan bedah buku ini.
“Kita bangga mempunyai seorang ASN Aceh Timur yang bertugas di Dinas Kesehatan Aceh Timur Ida Fitri yang mampu menulis buku novel seperti Novel Paya Nie yang saat ini dibaca banyak orang,” kata Mahdi.
Ia berharap kedepan di Aceh Timur akan tumbuh penulis -penulis muda yang handal. “Mari kita tingkatkan budaya gemar membaca di Aceh Timur ini,” demikian Mahdi. []