FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Melalui Program Rumah Pemberdayaan Ibu dan Anak (RPIA), dari program corporate social responsibility (CSR) PT. Medco E&P Malaka bersama instansi Pemerintah telah menggulirkan sejumlah program penanganan stunting di Aceh Timur.
Relis Pers Medco E&P Malaka diterima freelinenews.com Senin (22/5/2023) menyebutkan, program tersebut merupakan komitmen perusahaan membantu program Pemerintah dalam memerangi kondisi gagal tumbuh dan kekurangan gizi kronis (stunting) pada balita di sekitar wilayah operasi Blok A.
VP Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi menyebutkan, perusahan telah menggulirkan sejumlah program penanganan stunting, seperti pemberian makanan tambahan dan susu balita dan ibu hamil, edukasi dan sosialisasi serta pemberian Antropometri (alat ukur stunting) di Puskesmas sekitar area operasi Perusahaan.
Perusahaan berkomitmen untuk terus bersinergi dan fokus pada program kesehatan masyarakat dengan Pemerintah Aceh Timur.
“Fokus program pemberdayaan masyarakat Medco E&P salah satunya adalah pencapaian target penurunan prevelensi stunting nasional, melalui berbagai kegiatan di RPIA. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak,” demikian Arif Rinaldi.
Bahkan program rumah pebenrdayaan PT. Medco di area operasi Blok A tersebut menjadi best practice (praktik terbaik) penurunan Stunting.
Hal itu diungkapkan Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Timur Teuku Reza Rizki SH MSi pada kegiatan Penilaian Kinerja 23 Kabupaten/Kota se-Aceh dalam upaya penurunan stunting di Banda Aceh, Rabu (17/5) di Banda Aceh.
“Salah satu best practice dari bentuk pelibatan pihak swasta dalam percepatan penurunan stunting di Aceh Timur adalah berbagai kegiatan di Rumah Pemberdayaan Ibu dan Anak yang bersumber dari dana CSR Medco E&P Malaka,” ujar Teuku Reza Rizki dalam pemaparannya.
Lanjut T. Reza Rizki, berkat keterlibatan semua pihak dalam percepatan penurunan stunting di AcehTimur, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia, prevalensi stunting menurun dari 38,2% pada 2020 menjadi 33,6% pada 2022. Dan, menurut data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat, prevalensi stunting di Aceh Timur turun dari 11,25% pada 2021 menjadi 10,81% pada 2022.[]