FREELINENEWS.COM | ACEH TIMUR – Sejak 2019 hingga tahun 2022, pendapatan PDAM Tirta Peusada Aceh Timur meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Direktur PDAM Tirta Peusada Iskandar, SH melalui Humasnya Ismail Abda, Rabu (24/5/2023) kepada freelinenews.com menjelaskan bahwa, selama kepimpinan dijabat oleh Isknadar, SH pendapatan PDAM Tirta Peusada setiap tahunnya terus meningkat.
“Kendatipun hingga saat ini kondisi perusahaan masih dalam katagori kurang sehat, namun pendapatan terlihat cendrung meningkat,” papar Ismail Abda.
Ismail menjelaskan, tahun 2018, pendapatan dari penjualan air Rp.10.174.110.364 milyar, sedangkan penjualan non air Rp.1.049.494.200 milyar.
Kemudian tahun 2019 hasil penjualan air mencapai Rp.11.289.839.105 milyar, begitu juga penjualan non air meningkat Rp.1.088.804.350 milyar.
Di tahun 2020 hasil penjualan air dan non air terus meningkat menjadi Rp.12 milyar lebih, sedangkan penjualan non air mencapai Rp.1.427 milyar.
Dikatakan, kenaikan pendapatan dari penjualan air naik drastis pada tahun 2021 dan 2022. Sementara pendapatan penjualan non air hanya meningkat tipis di dua tahun terakhir.
Dijelaskan Ismail Abda, tahun 2021 penjualan air hampir mencapai Rp.15 milyar yakni Rp. 1.990.162.412 milyar. Dan tahun 2022 mencapai angka Rp.17.451.533.120 milyar.
Pun demikian, kata Ismail Abda kondisi perusahaan masih dalam katagori kurang sehat berdasarkan indikator kinerja kementerian PUPR.
“Hal ini disebabkan faktor usia aset dan cuaca yang berpengaruh terhadap suplay air baku, seperti musim hujan dan kemarau,” ujar Ismail.
Lanjut Humas PDAM Aceh Timur itu, selain itu suplai arus dari PLN yang tidak stabil juga membuat operasional pompa pendistribusian tidak maksimal, bahkan kadang tidak bisa dioperasikan.
Ismail Abda optimis kinerja PDAM Tirta Peusada Aceh Timur akan lebih baik ke depan dibawah kepemimpinan Iskandar, SH.
“Beliau adalah pekerja keras berinovasi dan beliau selalu menanggapi kendala dilapangan baik siang maupun malam hari. Bahkan selama kepimpinan beliau IPA Buket Takteh Peureulak yang dahulunya terbengkalai sudah dioperasiakan dan saat ini suplay air 50 liter/detik sudah sampai ke Kota Idi Rayeuk,” demikian Ismail Abda. []