FREELINENEWS.com | Aceh Timur – Dalam beberapa hari terakhir harga ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Aceh Timur, meningkat tajam. Hal ini diakibatkan banyak kapal nelayan yang libur melaut dikarenakan ombak dan angin kencang melanda selat Malaka dalam sepekan terakhir.
Pantauan freelinenews.com Rabu (06/01/2021) pagi, di sejumlah gudang sekitaran PPN Idi, menybutkan harga ikan kosumsi lokal seperti tongkol ukuran besar mencapai Rp25.000/kg, tongkol kecil Rp23.000/kg, kembung Rp37.000/kg, dencis Rp33.000/kg, KKO (Sumboe- Aceh) Rp30.000/kg, bawal Rp65.000/kg, Tuna Kecil Rp25.000/kg, Tuna Besar Rp35.000/kg.
Sementara ikan tambak di pasar tradisioal Idi Rayeuk dan sekitar Aceh Timur, seperti Bandeng Rp27.000/kg, Mujair Rp25.000/k, Lele Rp25.00/kg.
Sementara untuk ikan eksport seperti Kerapu A Rp 70.000/kg, Tenggiri B Rp65.000/kg, Tenggiri bunga 1kg up Rp75.000/kg, Kakab 3 kg Up Rp75.000/Kg, KKM Rp80.000/kg, Jenahar AA Rp70.000/kg Jenehar size 500 gram- 1.5 kg Rp65.000/kg. Bawa Hitam ukuran 2 – 4 ekor/kg (super) Rp70.000/kg. Bawal hitam ize 1 kg up Rp55.000/kg. Sapan Rp45.000/kg, Gepeng : 45.000/kg.
Sedangkan ikan Pari 1-10 kg Rp40.000/kg, Pari 10-18kg Rp 35.000/kg, Pari kuning size 1 kg up R33.000/kg, K bantal 2 kg up Rp40.000/kg, Pici 0.4 up Rp33.000/kg, Merah Bali size 0.5_1.5 Rp60.000/kg, merah bali size 1.5 -3kg Rp66.000/kg, Janang cantik 0.5-3kg Rp120.000/kg, Nenas merah size 0.5 up Rp70.000/kg, Nenas hitam size 0.5 up Rp60.000/kg. Harga tersebut dibeli ditingkat agen pengumpulkan ikan eksport di wilayah Bagok, Nurussalam, Aceh Timur.
Sementara itu, Kepala UPTD PPN Idi, Ermansyah, saat dikomfirmasi freelinenews.com, membenarkan harga ikan dalam beberapa hari terkahir meningkat tajam, karena para nelayan tidak dapat melaut.
“Seperti kita ketahui bahwa ketinggian ombak di selat Malaka mencapai 1-2 meter. Ombak tidak terlalu besar, namun yang menyulitkan nelayan saat ini adalah angin timur yang sangat kencang, sehingga banyak kapal memilih tidak keluar melaut,” papar Ermansyah.
Katanya, situasi ini akan bertahan hanya beberapa hari saja. “Bisanya kondisi seperti ini bertahan palng lama satu pekan, sesudah itu akan normal kembali, dan nelayan akan kembali melaut seperti biasa,” pungkas Ermansyah. (*)