[dropcap]A[/dropcap]ceh merupakan salah satu daerah tropis yang subur dengan tanaman kakao yang berkualitas tinggi. Berdasarkan Data statistik Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh tahun 2019, rata – rata produksi kakao Aceh 713 kilogram per hektar dan total produksi kakao Aceh tahun 2019 yakni 41.093 ton.
Perkebunan Kakao di Aceh memberikan dampak positif bagi lapangan kerja, sebagai sumber pendapatan masyarakat untuk diolah menjadi bahan kuliner hingga ekspor. Seperti yang dilakukan Pemeritah Pidie Jaya. Upaya meningkatkan pendapatan petani coklat di daerah itu, Disperindagkop setempat telah membangun wisata kuliner coklat di Desa Paru, Kecamatan Bandar Baru, persisinya depan SPBU Paru.
Pantauan freelinenews.com, Minggu (13/11/2022) pagi, sejumlah fasilitas telah dibangun di lokasi kuliner coklat di daerah itu. “Insya Allah kawasan kuliner coklat ini nantinya akan menjadi salah satu tempat tujuan wisata masyarakat Pijay Aceh dan Sumatera pada umumnya, untuk mecicipi nikmatnya cokelat Aceh,” kata Kepala Disperindagkop Pidie Jaya, Rizal Fikar, ST, MM, melalui Kabid Industri, Said Syarif, SE, MM kepada freelinenews.com.
Said Syarif menyebutkan, dilokasi tersebut telah dibangun sejumlah sarana pendukung diantara nya gedung serba guna yang berbentuk rumah adat Aceh, yang juga bisa berfungsi sebagai tempat menggelar pasar murah untuk masyarakat.
Selain itu, juga ada bangunan musalla, gazebo/saung yang indah dan nyaman untuk bersantai sebagai sarana bersantai para pengunjung, seraya menikmati berbagai cokelat olahan. Dan juga dilengkapi dengan toilet bagi pengunjung.
“Allhamdulillah dalam waktu dekat seiring rampungnya semua bangunan, lokasi wisata cokelat Pijay telah dapat kita fungsikan kepada masyarakat untuk menikmati berbagai produk kuliner dari olahan ceklat. Bahkan nantinya pengunjung dari berbagai daerah dapat membeli oleh-oleh coklat layaknya produk luar Negeri dengan berbagai rasa di lokasi ini,” ujar Said Syarif.
Tambah Said Syarif, guna mendukung SDM dalam capasity building/peningkatan kapasitas. Tak tangung-tangung, dalam beberapa hari kedepan, pihaknya juga akan menggelar pelatihan, meliputi pelatihan e marketing yang bekerjasama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) dan pelatihan pengolahan coklat bekerjasama dengan Puslit Koka (Pusat penelitian Kopi dan Kakao)Jember, Jawa Timur.
Bahkan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, juga benrencana pengadaan mesin pengolahan yang dapat menekan lemak pada coklat. “Rencana mesin tersebut akan kita daatangkan dari Jember,” paparnya.
Pemerintah Pidie Jaya, berharap lokasi wisata kuliner cokelat ini, menjadi objek distinasi wisata dalam menyambut Visit Aceh Years 2023, dan menduniakan cokelat Aceh sebagai oleh-oleh yang diburu oleh masyarakat Indoensia.
“Ini merupakan peluang peningkatan ekonomi masyarakat, khusunya para pekebun kakoa dan para pedagang dalam wilayah Pidie Jaya, untuk bersaing dengan daerah lain di Aceh khususnya,” demikiang Said Syarif. []