Aceh Timur – Harga ikan umang-umang (Medan- Padang-red), Jerbok, Tongkol Cerutu, atau Lisong (Auxis rochei rochei), saat ini berkisar Rp5000/ kg hingga Rp6000/Kg, di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Aceh Timur. Sedangkan hasil tangkapan nelayan meningkat tjam dalam beberapa hari terkahir ini.
Pantauan freelinenews.com, Kamis (18/06/2020) siang, di Gudang Wahana Laut, Gampong Baro Idi, terlihat hampir semua kapal nelayan membawa pulang tangkapan ikan uman-umang alias jerbok, (Jeureubok- Aceh). Sementara jenis ikan lainnya seperti Kembung, Dencis, Dungon Tongkol Kasar, Tuna dan Kakao sangat minim.
“Alhamdulillah, sepakan terakhir ini hasil tangkapan nelayan jenis ikan Jerbok meningkat tajam. Namun, harganya sangat murah yaitu; Rp5000/Kg,” kata Mahmuddin (42) seorang pedagang di Gudang Wahana Baru, Idi Rayeuk.
Sedangkan harga ikan lainnya masih setabil, seperti ikan kembung masih berkisar Rp20000/Kg, Dencis Rp15000/Kg, Kakao (Sumboi-Aceh) Rp15000/Kg, Selar Rp25000/Kg, Tongkol Kasar Rp12000/Kg, Tuna kecil Rp17000/Kg dan tuna besar Rp40000/Kg.
“Anjloknya harga ikan umang-umang dikarenakan hasil tangkapan nelayan yang meningkat dalam sepekan terakhir, dan juga dipengaruhi serapan pasar kurang,” Pungkas Mahmuddin.
Faktor COVID -19 Mempengaruhi Anjlok Harga Ikan
Sementara itu, menurut, Kepala UPTD PPN Idi, Ermansyah, S.ST.PI, faktor COVID -19, juga mempengaruhi daya serap pasar, sehingga mengakibatkan harga ikan jerubok menurun tajam.
“Dulu sebelum adanya COVID-19, harga ikan jerbok pada kisaran Rp3000-Rp5000, itu pada masa puncak tangkapan banyak. Tahun ini belum masa puncak harga sudah mulai anjlok tajam. Kita khawatir saat masa puncak nantinya, bisa saja ikan jerbok tidak ada harganya,” ketus Ermansyah.
Anjloknya harga ikan Jerbok, juga sangat dipengaruhi serapan pasar yang kurang. Karena ikan hasil tangkapan Nelayan PPN Idi, 60 persennya, serapan pasarnya ke Medan-Sumatera Utara, Padang- Sumatera Barat, dan Riau, sedangkan serapan pasar lokal hanya 40 persen saja.
“Upaya antisipasi harga ikan anjlok dimasa akan datang, kita pihak Pemerintah, dalam hal ini PPN Idi, telah membuka peluang kepada pengusaha (investor) lokal dan luar, untuk membangun coolstorage berskala besar dan kilang-kilang pengelohan ikan,” ujar Ermansyah.
Dalam hal ini, kata Emansyah, pihaknya telah menyiapkan lahan dan kemudahan lainnya bagi investor untuk membangun coolstorage atau pabrik pengelohan ikan di daerah ini. Dan hal ini didukung dengan jumlah kapal nelayan di PPN Idi yang mencapai 442 unit dengan berbagai ukuran (bobot).
“Harapan kita, ada investor yang mau menanam modalnya di daerah ini, sehingga harga ikan dapat dipertahankan selalu stabil setiap musimnya di PPN Idi, Aceh Timur,”pungkas Ermansyah. (*)