Banda Aceh – Keberhasilan program kerja sumur (acid fracturing) sumur-sumur gas yang ada di lapangan Blok “A” PT. Medco E&P Malaka juga turut berkontribusi terhadap capaian kinerja industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di kuartal I untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) berhasil melampaui target.
Seperti direlis Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) pada Jumat (13/5/2022). Untuk realisasi lifting migas kuartal I tahun 2022 adalah 13067 barel minyak ekivalen per hari (BOEPD) atau 117% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 yaitu 11182 BOEPD.
Deputi Operasi, Edy Kurniawan dalam relis tersebut menyebutkan bahwa kinerja hulu migas pada kuartal pertama ini dapat melampaui target APBN tahun 2022. “Hal ini tentu saja merupakan capaian bersama serta koordinasi yang solid antara KKKS dengan BPMA. Sehingga angka pencapaian lifting bisa mencapai lebih dari 100 persen di kuartal I,” ujar Edy.
BPMA mencatat, hingga Maret 2022, realisasi lifting migas sebesar 13067 barel minyak ekivalen per hari (BOEPD) dengan rincian lifting minyak sebesar 2184 barel minyak per hari (BOPD) atau 102% dari target APBN tahun 2022 sebesar 2150 BOPD. Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 60,94 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 120% dari target APBN tahun 2022 yakni 50,58 MMSCFD.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian lifting dan produksi ini adalah dikarenakan adanya program optimisasi fuel yang saat ini sedang berjalan di Wilayah Kerja “B” sehingga meningkatkan salur gas bumi dari lapangan tersebut. Kemudian keberhasilan program kerja sumur (acid fracturing) sumur-sumur gas yang ada di lapangan Blok “A” juga turut berkontribusi terhadap capaian kinerja hulu migas pada kuartal pertama ini.
Edy turut menyebutkan bahwa BPMA dan KKKS akan terus bekerja keras guna memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian negara khususnya Aceh. Semua pihak tentunya juga bekerjasama dengan stakeholder untuk mendukung kelancaran investasi dan operasional di lapangan guna memaksimalkan pencapaian lifting migas Wilayah Aceh kedepannya, demikian Edy Kurniawan. (Sumber BPMA)