Aceh Timur – Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Aceh Timur, merupakan salah satu pelabuhan yang dapat melakukan kegiatan eksport – import di Aceh. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya mendukung, membuat kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat tersebut, hingga hari ini masih terkendala.
Jika kita menoleh goresan sejarah. PPN Kuala Idi merupakan salah satu pelabuhan tertua di pantai timur Aceh, diperkirakan pada tahun 1872, ketika Penang Malaysia di buka oleh Thomas Stamford Raffles. Pelabuhan Idi telah melakukan aktifitas eksport– import berbagai komoditi perkebunan di daerah pantai timur Aceh kala itu.
Sejak dahulu, Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi telah menjadi sentral ekonomi masyarakat, layaknya hari ini, pelabuhan tersebut juga telah membuka lapangan kerja bagi puluhan ribu masyarakat Aceh Timur dan Aceh. Bahkan PPN Kuala Idi telah melahirkan banyak pengusaha muda sektor perikanan laut.
Tentunya, untuk mengulang kembali kejayaan kegiatan eksport –import di sini mendapat dukungan semua lapisan masyarakat. Bahkan Bupati Aceh Timur sendiri, dalam amanatnya sering menyinggung tentang percepatan kegiatan eksport- import hasil perikanan dan perkebunan lewat PPN Kuala Idi, ini merupakan salah satu wujud nyata dari dukungan masyarakat Aceh Timur.
Mantan Sekjen Panglima Laot Lhok Idi, Muhajir Khairom, kepada freelinenews.com, Minggu (08/12/2019) siang, mengatakan, bahwa Pelabuhan Perikanan Nusantara Idi, adalah kawasan peningkatan ekonomi masyarakat yang telah jadi di Aceh ini.
“Peningkatan ekonomi di sini tidak harus dibangun dari nol, seperti peningkatan ekonomi sektor lainnya. Dimana Pemerintah Aceh harus mencari, membina dan sebagainya. Hasil akhirnya gagal. akan tetapi PPN seyogyanya telah wujud sebagai pelabuhan yang padat aktifitas nelayan saban harinya,” papar Muhajir.
Muhajir cukup beralasan, jika ia mengatakan PPN Kuala Idi sebagai kawasan peningkatan ekonomi masyarakat yang telah jadi. Pasalnya, sector perikanan Kuala Idi ini, pernah menjadi penyelamat ekonomi rakyat ketika Aceh berkecamuk konflik dulu.
“Ketika konflik Aceh berkecamuk, PPN Kuala Idi adalah salah satu tujuan mata pencarian masyarakat, ketika bidang lainya terjadi kelumpuhan. Hanya aktifitas perikanan Kuala Idi satu-satunya lapangan kerja masyarakat yang aman dan menjadi penumpang ekonomi rakyat ketika itu,” ujar Muhajir.
Untuk itu, kata Muhajir, pengembangan pelabuhan untuk kesuksesan kegiatan eksport -import perlu dijadikan prioritas Pemerintah Aceh, terutama Plt Gubernur Aceh, Sekda Aceh, dan Anggota DPRA asal Aceh Timur, “ ajak Muhajir Khairum.
Selain itu, Pemerintah Aceh hari ini dapat melihat secara langsung, gerak ekonomi masyarakat di PPN Kuala Idi bukanlah isapan jempol. “Semakin hari jumlah kapal nelayan semakin banyak, jumlah pekerja dan aktifitas semakin padat, ini potensi yang sudah jadi dan bereh, bukan potensi baru perencanaan yang belum terhitung laba ruginya. di sini telah banyak keuntungan, apalagi ditambah dengan wujudnya kegiatan eksport-import,” tegas Muhajir.
Bagaimana, dan apa kendala percepatan pengembangan eksport –import di Pelabuhan Perikanan Kuala Idi, Aceh Timur, tunggu dan baca tulisan selanjutnya di freelinenews.com. (Bersambung…).