Kesempatan itu, langsung saja kami manfaatkan untuk berbincang lebar dengan Nenek Tahu yang tangguh itu. Kata Nenek Tahu, Ia sudah sering didatangi wartawan meliput usaha rumahannya itu. Namun sejak tahun 1977 hingga hari ini, Ia belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari Pemerintah untuk pengembangan usahanya itu. Akui Nenek Tahu.
“Dari tahun 1977 saya membuka usaha pembuatan tahu tempe di sini, belum pernah ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan usaha saya ini,” ujar sang Nenek yang sudah mempunyai banyak cucu itu.
Paparnya, setiap hari, Ia bersama anak, dan cucunya dengan mengunakan peralatan seadanya mampu memproduksi sebanyak 5 sampai 6 cetakan tahu atau 480 potong tahu, dan 250 hingg 300 potong tempe. “Saya menghabiskan 30 Kg kedelai sebagai bahan baku tahu tempe setiap harinya,” sebut Nenek Tahu.
Tahu dan tempe yang dibungkus daun, hasil karya Nenek Tahu tersebut, selama ini hanya saja dipasarkan di pasar tradisonal Alue Ie Mirah, Ibu Kota Kecamatan Indra Makmur. Selain itu, Nenek Tahu juga melayani pesanan, masyarakat yang sedang mengelar hajatan pesta perkawinan dan acara hajatan lainnya di daerah itu.
Nenek Tahu kepada penulis mengakui, dari hasil usahanya itu, Ia mampu memperoleh keuntungan sebesar Rp70 hingga Rp80/ perhari. Tak Anyal keuntungan dari hasil dagangan tahu dan tempe bikinannya itu, Ia gunakan untuk menutupi kebutuhan hari-hari keluarganya.
Menikmati Sedapnya Tahu Nenek, penulis sendiri, sangat sering membeli tahu dan tempe hasil olahan nenek Tahu di pasar Alue Ie Mirah. Bahkan setiap penulis datang ke Alue Ie Mirah, tidak pernah lupa singgah untuk membeli tahu dan tempe hasil olahan Nenek Tahu.
Tahu dan tempe bikinan Nenek Tahu, rasanya alami dan sangat sedap. Sedangkan tempe olahan Nenek Tahu, sangat terasa aroma tempe asli yang dibungkus dengan daun pisang. Bagi masyarakat Kecamatan Indra Makmur, Tahu Nenek bukanlah santapan yang asing bagi mereka. Karena hampir semua lapak pasar tradisional di Alue Ie Mirah itu, sedia menjual tahu dan tempe olahan nenek Sukarni.
Nah, kesimpulannya, di era revolusi 4.0 Koperasi dan UKM. Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh Timur, dan perusahaan Migas di daerah, sudah seharusnya melakukan transformasi usaha Nenek Tahu menjadi salah satu UKM yang maju di pedalaman Aceh Timur. Sehingga dengan adanya suport dari Pemerintah Daerah dan CSR Perusahaan Migas di lingkar tambang, Nenek Tahu mampu mengembangkan usahanya lebih besar dan Tahu Nenek dapat merambah ke pasar tradisional Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur dan Kota-kota lainnya di daerah pantai timur Aceh ini. (Ilyas Ismail).